Mohon tunggu...
Najma Kamila
Najma Kamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Arsitektur

Mahasiswa Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan, Prestasi, dan Solusi Masa Depan Pendidikan Indonesia

31 Desember 2023   15:44 Diperbarui: 31 Desember 2023   16:17 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 A. Kesulitan mengakses pendidikan Hal ini dibahas misalnya mengenai fasilitas transportasi anak ketika menjalankan sekolah di desa terpencil.

 Kebijakan PIP yang diusung Jokowi telah menyelesaikan permasalahan perekonomian, namun pembangunan infrastruktur yang memadai di wilayah tersebut masih belum memungkinkan.

 Misalnya jembatan tua yang sangat berbahaya bagi keselamatan orang yang melintasinya, dan hanya melalui jalur inilah Anda bisa sampai ke lokasi penelitian.

 B. Alokasi Dana Pendidikan, Pasal 31, Ayat 4 UUD 1945 mengatur anggaran pemerintah untuk pendidikan.

 Pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar, bahkan diperkirakan anggarannya mencapai Rp pada tahun 2022.

 574,9 triliun.

 Namun karena anggaran tidak dialokasikan dengan baik dan benar, selalu ada perasaan bahwa dana tidak cukup untuk mengembangkan hal-hal yang benar-benar penting.

 C. Karena tingginya biaya pendidikan, beberapa sekolah menawarkan layanan gratis untuk membantu siswa menghindari pembayaran uang sekolah, namun dukungan terhadap kesejahteraan keluarga, khususnya dalam dunia ekonomi, bisa sangat buruk.

 Hal ini sering terjadi di universitas. Karena tingginya biaya awal, banyak pelajar yang akhirnya membatalkan karena tidak mampu membayar kembali pinjamannya.

 D.Kurangnya Minat Belajar Anak Indonesia: Di zaman kemajuan teknologi ini, banyak anak yang berperilaku tidak sesuai dengan usianya. Anak-anak cenderung dibesarkan dengan teknologi. Mereka sudah mengetahui hal-hal yang tidak boleh mereka ketahui tanpa pengawasan orang tua.Faktor utamanya adalah kecerobohan anak saat bermain gawai.

 Alih-alih berdampak positif dan bermanfaat, justru berdampak negatif pada kepribadian anak. Meski kunci sukses negara ada di tangan generasi muda, namun menuntut ilmu bagi mereka adalah hal yang membosankan. Dibandingkan belajar atau membaca buku, mereka lebih memilih menggunakan gadget untuk bermain game atau menonton video yang tidak berguna, dan akibatnya anak kehilangan minat belajar. Kualitas sumber daya manusia juga mulai menurun. Salah satu faktornya adalah kurangnya akses terhadap pendidikan. Melihat beberapa permasalahan di atas, masyarakat tidak mengembangkan minat terhadap sektor pendidikan. Pentingnya pendidikan memperluas pengetahuan, meningkatkan membaca, dan memperdalam pengetahuan. Pengaruh ketertarikannya terhadap pendidikan di Indonesia juga mempengaruhi pembentukan karakter masyarakat Indonesia. Semakin sedikit minat belajar anak dan masyarakat Indonesia, maka akan semakin buruk pula perkembangan karakternya karena kurangnya pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun