Mohon tunggu...
najmah
najmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

kepribadian: ekstrovert hobi: membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Outbreak Kasus Polio di Indonesia

15 Juni 2024   10:30 Diperbarui: 15 Juni 2024   10:33 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Selama dua tahun atau lebih Indonesia bahkan dunia dilanda pandemi Covid- 19, dari seluruh tingkatan dan strata sosial mendapat dampak yang begitu besar. Semua tingkatan sosial disibukkan oleh pandemi ini sampai mengabaikan beberapa hal penting yang seharusnya tetap sama-sama diperhatikan. Salah satunya penyakit polio yang sekarang menjadi momok menakutkan bagi beberapa negara karena berpotensi besar menjadi wabah/pandemi.

            Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya sudah mengeliminasi polio pada tahun 2014, tapi karena disibukkan oleh vaksinasi pada saat pandemi Covid-19 terjadilah outbreak polio. Tanpa disadari, beberapa negara dari Indonesia, Eropa, hingga Amerika virus polio telah bermutasi dengan cepat.

            Saat ini di dunia, virus polio telah terdeteksi memiliki tiga varian terbaru. Varian satu dan tiga bisa dicegah menggunakan imunisasi tetes, tapi varian dua yang saat ini outbreak di berbagai negara harus dilakukan dengan suntik. Beberapa kasus utama outbreak polio saat ini adalah empat kasus polio jenis VDPV2 yang dilaporkan, satu dari Kabupaten Pidie, Aceh Utara, dan Bireuen, provinsi Aceh dan satu kasus dari Kabupaten Purwakarta, provinsi Jawa Barat.

            Dilihat berdasarkan sejarahnya, polio memang sudah mewabah sejak dulu. Contohnya, pada awal abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri karena melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun. Kemudian pada tahun 2016, polio menjangkiti 42 orang, sementara ada sekitar 350.000 kasus pada tahun 1988. Wabah penyakit polio yang terus berlanjut ini tidak lepas dari definisi Penyakit polio sendiri yang  merupakan penyakit menular. Penyakit polio  disebabkan oleh poliovirus, virus yang menyerang sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Penyakit polio hingga saat ini masih belum ditemukan pengobatannya, tapi dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.

            Virus Polio juga termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, yang bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran/tinja dari orang yang terinfeksi virus polio. Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, terutama anak-anak di bawah usia lima tahun. Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu tiga sampai dua hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari. Kebanyakan orang terinfeksi (90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

           Untuk mencegah penyakit polio ini dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi karena merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio.  Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup. Selain itu, pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi polio pada anak-anak. Kemudian, mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank. Namun begitu memprihatinkan, cakupan imunisasi polio di Indonesia menurun sejak munculnya pandemi COVID-19. Karenanya, 30 provinsi yang mencakup 415 kabupaten kota berisiko tinggi terkena polio. Berdasarkan data Kemenkes, terjadi penurunan cakupan vaksin polio, baik OPV maupun IPV sejak 2 tahun terakhir. Contohnya pada tahun 2020, cakupan vaksinasi OPV mencapai 86,8 persen, kemudian menurun pada tahun 2021 menjadi 80,2 persen.

          Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dan pemerintah masih ada beberapa yang kurang peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar sehingga dibutuhkan upaya dan kerjasama yang lebih dari berbagai pihak. Terlepas dari tindakan lalai akibat pandemi Covid- 19, kondisi Indonesia yang seperti ini begitu memprihatinkan karena tidak menutup kemungkinan jika penduduk pelosok mendapatkan dampak yang lebih besar. Oleh karena itu, diperlukan observasi lebih lanjut tentang faktor terjadinya polio ini dan diperlukan juga penyuluhan kepada masyarakat awam agar lebih mengerti tentang pentingnya imunisasi polio. Selain itu, seluruh warga Indonesia juga dihimbau untuk saling mengingatkan dan membantu agar menghasilkan perubahan yang lebih baik.

"KATA KUNCI: Imunisasi, Pandemi, Pencegahan, Polio, Virus"

SUMBER:

KEMENKES. 2020. Poliomyelitis (Penyakit Virus Polio). https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio [online]. (diakses tanggal 14 September 2023)

KEMENKES. 2023. Ayo Bersama Jadikan Indonesia Kembali Bebas Polio. https://ayosehat.kemkes.go.id/ayo-bersama-jadikan-indonesia-kembali-bebas-polio [online]. (diakses tanggal 14 September 2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun