Mohon tunggu...
Najma Tusalis
Najma Tusalis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa & tenaga pendidik

Saya adalah seorang mahasiswa ilmu komunikasi yang juga berprofesi sebagai guru. Selain itu, saya terjun dalam dunia konten planner, menggabungkan keahlian saya dalam komunikasi, pendidikan, dan perencanaan konten

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Harapan ke Realita: Bagaimana Fashion Eco-Friendly Mengubah Dunia

1 Januari 2025   17:33 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:33 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di era modern, mode telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, namun pertumbuhannya yang pesat membawa konsekuensi besar bagi bumi. Salah satu fenomena yang mengubah cara kita mengonsumsi pakaian adalah fast fashion, di mana pakaian diproduksi dengan cepat, murah, dan mudah diakses. Meskipun harga pakaian terjangkau, namun kualitasnya sering kali rendah, dan inilah yang menyebabkan peningkatan drastis dalam jumlah limbah tekstil yang terbuang setiap tahun.

Krisis Limbah Tekstil: Dampak yang Tak Terelakkan

"Limbah industri tekstil dan pakaian termasuk pencemar terbesar lingkungan di dunia," kata seorang pakar lingkungan dari WWF (World Wildlife Fund). Pada 2022, tercatat bahwa dunia menghasilkan 92 juta ton limbah tekstil setiap tahun. Ini menjadikan tekstil sebagai sumber limbah terbesar ketiga setelah plastik dan kertas di banyak negara. Angka ini menunjukkan dampak serius yang dihasilkan oleh industri fashion terhadap bumi kita.

Salah satu contoh dari dampak ini dapat ditemukan dalam setiap kaos yang kita kenakan. Dibutuhkan sekitar 2.700 liter air untuk memproduksi satu kaos, ini setara dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan minum satu orang selama 2,5 tahun. Air yang digunakan dalam produksi ini tidak hanya digunakan untuk menanam kapas yang menjadi bahan utama pembuatan kaos, tetapi juga dalam proses pewarnaan dan pencucian. Setelah itu, kaos yang sudah tidak digunakan pun berakhir sebagai sampah di tempat pembuangan akhir, memberikan tekanan besar pada lingkungan.

Tidak hanya itu, limbah tekstil juga memberikan dampak besar pada ekosistem. Kain sintetis, seperti polyester juga menghasilkan mikroplastik yang mencemari laut dan sungai, sementara proses pewarnaan mengeluarkan bahan kimia berbahaya yang mencemari air. Selain itu, bahan baku seperti kapas, yang memerlukan banyak pestisida, turut merusak tanah dan air, serta membahayakan kesehatan ekosistem.

Munculnya Fashion Eco-Friendly: Solusi untuk Krisis Lingkungan

Namun di tengah krisis ini, muncul harapan baru dari gerakan fashion eco-friendly, yang berusaha merubah cara kita memproduksi, mengonsumsi, dan mendaur ulang pakaian. Fashion eco-friendly adalah gerakan yang mengutamakan keberlanjutan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mencari cara untuk mengurangi kerusakan yang terjadi akibat produksi pakaian massal.

Salah satu aktor penting dalam perubahan ini adalah Nurma, seorang pelaku usaha menengah yang menggeluti bidang fashion, ibu nurma kini telah mengembangkan produknya sebagai usaha yang menerapkan eco friendly. Dalam wawancara dengan saya, Nurma mengatakan"Eh iya, fashion ramah lingkungan tuh nggak cuma soal hasilnya aja, tapi juga gimana proses bikinnya. Kita pake bahan-bahan organik, daur ulang, terus juga pastiin kalau yang kita bikin itu nggak ninggalin jejak karbon gede-gedean."

Menurut Nurma, ada beberapa prinsip dasar dalam fashion eco-friendly:

1. Penggunaan Bahan Ramah Lingkungan, dengan  menggunakan bahan-bahan organik seperti linen dan kapas organik yang ditanam tanpa bahan kimia berbahaya, maka hal tersebut dapat membantu untuk mengurangi limbah serta pencemaran lingkungan.

2. Melakukan daur ulang dan pemanfaatan Kembali. Dengan menggunakan bahan daur ulang atau barang bekas seperti plastik atau kain lama untuk membuat produk baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun