Bismillah,
Menjadi seorang guru adalah anugerah. Allah telah memberikan kesempatan agar aku terus belajar, belajar langsung dari universitas kehidupan. Ya, inilah kampus yang sesungguhnya. Aku menemukan beragam keunikan, yang tidak kutemukan di bangku kuliahan. Terkadang, teori memang tak sejalan dengan praktiknya. Maka, aku harus pandai menyikapinya dengan kreatifitasku sendiri.
Aku mengajar matematika, pelajaran yang paling disenangi oleh teman-teman (Aammiin...). Mengajar matematika menuntut kreatifitasku dalam mengajarkannya, agar teman-teman merasa menyenangkan dan nikmat ketika aku menyajikan olahan matematika yang lezat. Hehe.. Sayangnya, tidak sedikit teman-teman yang tidak menyukai matematika. Mungkin, kembali kepada sang koki mengolah dan menyajikannya. Sehingga membuat mereka tertarik dan dapat menikmatinya. (PR-ku)
Andai matematika sebatang cokelat, mungkin teman-teman akan berebutan bila aku sajikan. Maka akan ketagihan. Lagi.. lagi.. dan lagi.. Ketika kita bisa satu subab atau satu nomor deh dalam mengerjakan latihan soal, betapa senangnya bukan? bahkan ketagihan pengen cobain lagi..
Beda lagi dengan yang memiliki gigi yang jelek, bila makan cokelat akan sakit gigi. Maka belajar matematika itu tidak akan menyerap bila di dalamnya ada penyakit.
"al kasala da un.. malas itu penyakit".
_bersambung