Mohon tunggu...
Najlazalfa Yuliasavitri
Najlazalfa Yuliasavitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh Sufi: Syekh Siti Jenar

2 April 2022   15:09 Diperbarui: 2 April 2022   15:15 1946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Syekh Siti Jenar yang memiliki banyak nama antara lain ialah Syekh Lemah Abang, Syekh Sitibrit, Syekh Jabaranta, Syekh Abdul Jalil, Syekh Siti Luhung dan Susuhunan Kajenar Sejak kecil beliau dipanggil dengan nama San Ali atau biasa dikenal sebagai Syekh Abdul Jalil. Nama Syekh Siti Jenar sendiri berasal dari kata "Siddi Jinnar" yang artinya Tuan yang kekuatannya seperti api. Dalam bahasa Jawa, kata Siti berarti lemah atau tanah, sedangkan kata Jenar dari bahawa Kawi yang berarti kuning. Pada dasarnya kuning dan merah berbeda, tetapi dalam hal ini dianggap sama saja yang artinya Syekh Siti jenar identik dengan Syekh Lemah Abang. Beliau lahir pada tahun 829-930 H dan wafat pada tahun 1524M. Beliau adalah putra seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh al-'Alawi bin Syekh 'Abdullah Khannudin 'Azamat Khan bin Syekh Sayid 'Abdul Malik al-Qazam. Beliau diasuh oleh Ki Danusela beserta penasihatnya ialah Pangeran Walangsungsang atau Ki Samadullah sang Kian Santang yang saat itu sedang nyantri di bawah asuhan Syekh Datuk Kahfi di Cirebon.

Buku Babat Tanah Jawa menjelaskan bahwa Syekh Lemah Abang tinggal di Lemah Abang yang merupakan kawasan wilayah Majapahit. Beliau berasal dari keturunan Buddha dan berguru pada Sunan Ampel Denta atau Raden Rahmat. Lima tahun beliau berada di Ampeldenta beliau diajarkan mengaji dengan kitab-kitab seperti hukum Islam, tafsir, fiqih. Selain itu beliau juga diajari ilmu mengenai syariat, tarikat, hakikat dan makrifat, sembahyang lima waktu, puasa dan zakat fitrah. Sekitar tahun 1446 M, beliau menimba ilmu di Padepokan Giri Amparan Jati dan beliau bertekad untuk memulai niatnya mendalami kerohaniannya (sufi). Tujuan pertama beliau ialah di Pajajaran yang dipenuhi oleh pada pertaba dan ahli hikmah Hindu-Buddha. Di sini beliau mempelajari kitab Catur Viphala warisan dari Prabu Kertawijaya. Dalam kitab ini terdapat banyak mutiara hikmah yang diantaranya seperti hasil pengajaran Islam dari Syekh Maulana Malik Ibrahim.

Selanjutnya Syekh Siti Jenar menuju ke Palembang berguru kepada Aria Damar, yang mempelajari tentang hakikat ketunggalan alam semesta. Setelah dari Palembang beliau melanjutkan perjalanan ke Malaka beliau memasuki dunia bisnis dan dimanfaatkan untuk mempelajari berbagai karakter nafsu manusia, sekaligus menguji atas lakunya zuhud di tengah gelimpangan harta. Di sini beliau juga menyiarkan agama Islam yang kemudian diberi gelar oleh masyarakat setempat yaitu Syekh Jabaranta. Syekh Siti Jenar juga pernah berguru kepada Sunan Giri, tetapi beliau merasa tidak memperoleh apa-apa dari pesantren Sunan Giri yang lebih tepatnya proses berguru beliau kepada Sunan Giri dan beberapa wali lainnya sebagai bentuk kesantunan (tawadhu' dan wara') terhadap ulama sufi lainnya.

Ketika beliau berada di Duku Siti Jenar yang terpencil, beliau tidak pernah berhenti dalam mengajarkan Sasyahidan, belajar mati, menaklukan setan dan menjadi manusia tanpa memandang seseorang dari derajat maupun pangkatnya, yang pada akhirnya beliau dikenali banyak orang dan banyak dari orang-orang tersebut yang datang ke beliau untuk meminta keberkahan dalam keselamatan dan limpahan kerahmatan kepada seorang guru. Di sini beliau tidak sadar bahwa diberhalakan oleh pengikutnya yang akhirnya istri beliau menyadarkan beliau yang kemudian mereka mengambil keputusan untuk meninggalkan Dukuh Siti Jenar.

Sekitar tahun 1463M beliau menimba ilmu di Baghdad dan Makkah. Beliau memiliki tekad untuk mengadakan perubahan pada masyarakat Islam di Jawa dan masyarakat keseluruhan agar menuju masyarakat yang lebih maju. Mulanya ia menyebarkan agama Islam di Cirebon dan menyaatupadankan dakwah bersama Syekh Datuk Kahfi. Tetapi ajaran beliau tidak diterima oleh pengikut Hinndu, Buddha dan Animisme karena beliau hanya mengajarkan sebuah gerakan anti reformasi, anti perubahan dari Hindu, Buddha dan Animisme, Jawa ke Agama Islam dan menurut pengikutnya isi gerakan beliau terhadap ajaran agama Islam ini hanya mengambil potongan-potongan ajarannya secara sepintas saja dan tampak tidak masuk akal.

Syekh Siti Jenar dalam ajaran Makrifatnya mengajarkan pada pengikutnya dengan menggunakan konsep tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi sendiri ialah tasawuf yang mengenal Tuhan dengan pendekatan rasio atau filsafat hingga menuju ke tempat yang lebih tinggi ialah kesatuan wujud. Ajaran beliau tidak mengikuti perintah syari'at karena menurutnya shalat itu ada dua jenis yaitu shalat tarek dan shalat daim, disinilah beliau mempercayai Allah dekat dengannya. Dalam buku Tasawuf Nusantara, Syekh Siti Jenar menjelaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang bersifat Jalan (Maha Mulia) dan Jamal (Maha Indah). Beliau beraggapan bahwa dunia ini adalah alam kematian untuk menjalani kodrat dari diri manusia. Menurut beliau manusia hidup di dunia ini seperti mayat berjalan. Manusia di dunia ini hanya membutuhkan sarana sandang, pangan dan papan, serta manusia di dunia kurang dalam menjalin hubungan dengan Allah. Bagi Syekh Siti Jenar, kewajiban beragama tidak berlaku di dunia tetapi berlaku di alam abadi atau akhirat.

Ajaran Syekh Siti Jenar melalui Manunggaling Kawula Gusti bahwa manusia diajak untuk membuktikan keberadaan Allah secara langsung bukan hanya memahami keberadaan dari sisi nalar pikir dan rasa sentimen makhluk, dengan ini mereka akan bisa melalui pintu kematian untuk manunggal kembali dengan Sang Maha Asal.

Ajaran makrifat Syekh Siti Jenar yang selanjutnya ialah mengenai tentang kewajiban rukun islam yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Syahadat dalam ajaran beliau tidak hanya dalam bentuk pengakuan lisan tetapi berupa syahadat tauhid dan syahadat rasul yang mengandung makna sebagai etos gerak, etos kerja yang positif dan aktif. Syahadat merupakan persaksian batin, dalam tindakan dzahir yang digunakan sebagai wujud kemanggalan kawula Gusti.

Syekh Siti Jenar mengajarkan dua macam bentuk Shalat ialah shalat tarek dan shalat daim. Shalat tarek ialah shalat yang dilakukan agar dapat melepaskan diri dari alam kematian, menuju kemanunggalan. Sedangkan, shalat daim sebagai shalat yang berasal dari kesadaran, akan kehadiran dan keberadaan yang Maha Agung di dalam dirinya. Bagi beliau segala tingkah laku merupakan shalat. Menurut beliau sholat lima waktu hanya formalitas saja, shalat yang hanya sekedar melaksanakan perintah syariat adalah tindakan kebohongan dan merupakan kedurjaan budi.

Puasa menurut Syekh Siti Jenar ialah kemampuan untuk melaparkan diri, bukan hanya membiarkan kelaparan, tetapi "ngelakoni weteng kudu luwe" membiasakan diri lapar. Tiga jenis puasa menurut beliau yaitu puasa dalam ketentuan syariat yang menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh sejak masuk subuh hingga waktu maghrib, puasa dari segi rohani ialah membersihkan semua panca indra dan pikiran dari hal-hal yang haram, paling tertinggi ialah puasa hakiki yang menahan hati dari menyembah, memuji, memuja, mencari yang ghairullah (selain Allah) dan kesadaran batin untuk menjadikan hawa nafsu sebagai hal yang harus dikalahkan serta kedzaliman sebagai hal yang harus ditundukkan.

Syekh Siti Jenar memberi makna zakat sebagai sikap menolong orang lain dari penderitaan dan kekurangan. Zakat memiliki dua jenis yaitu zakat yang ditentukan oleh syariat yang dikeluarkan untuk harta kekayaan diperoleh secara halal di dunia berasal dari kelebihan harta di dalam keluarga dan diberikan kepada mereka yang memerlukan. Zakat dalam sudut pandang thariqah ialah sebagian harya rohani yang diperoleh seseorang dan dibagikan kepada mereka yang memerlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun