Interaksi yang dilakukan antara tokoh yang ada di buku ini dapat membuat pembaca seolah-olah masuk ke dalam masuk ke dalam buku tersebut dan ingin menyelidiki misteri ini sendiri. Tentu saja hal ini karena sebagian besar interaksi dari tokoh merupakan dialog yang membuat kita sebagai pembaca mudah mengerti situasi yang sedang dihadapi tokoh-tokoh di buku ini, seperti ketika tokoh Katabuchi menceritakan tentang apa yang terjadi dengan keluarganya. Selain itu, kami juga menemukan bahwa perspektif karakter 'Aku' sebagai orang yang penuh rasa ingin tahu membantu pembaca untuk mengerti secara detail sehingga pembaca dapat  membayangkan dengan jelas suasana yang sedang terjadi. Penulis juga memberikan plot twist yang tidak dapat ditebak oleh pembaca.Â
Namun, ada beberapa bagian di cerita ini yang memiliki kekurangan salah satunya adalah tidak realistisnya cerita dalam plot, terutama pada bagian ketika Kurihara berasumsi pada perilaku seorang anak kecil yang menurut kami tidak realistis pada dunia nyata. Uketsu juga tidak begitu memperhatikan perkembangan karakter dalam cerita, terutama pada tokoh Kurihara. Menurut kami, penulis membuat karakter tersebut dengan pemikiran yang menarik. Namun, tidak begitu banyak konflik yang dihadapi oleh karakter tersebut. Novel ini memiliki resolusi yang cukup rinci dan jelas bagi pembaca. Tetapi, pembaca butuh "perhatian ekstra" karena bagian resolusi banyak mengandung nama-nama dan silsilah keluarga yang sedikit membingungkan.Â
Akhir kata, buku ini sangat cocok dibaca untuk pembaca yang mengalami reading slump karena meskipun memiliki banyak misteri, cerita ini cukup ringan dan bisa dibaca dalam sekali duduk. Tidak hanya sebagai hiburan saja, tetapi juga cerita ini menjadi pembelajaran bagi kita bahwa semua tindakan memiliki konsekuensi tersendiri. Pada akhirnya, sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Ketahuilah, kebenaran tidak bisa tersembunyi selamanya.
Ditulis oleh: Davin Akira Gustin & Najla Maharani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H