Nama             : Najla Ghaisani Khoyiroh
Nim               : 2410416320034
Program Studi    : S1 Geografi
Kelas              : C
Fakultas          : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
PTN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Universitas Lambung Mangkurat
Mata Kuliah       : Pengantar Lingkungan Lahan Basah
Dosen Pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si.
Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah dimana tanahnya jenuh dengan air baik bersifat permanen atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.Â
Digolongkan ke dalam lahan basah ini, diantaranya adalah rawa-rawa, payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin. Lahan basah memiliki banyak manfaat bagi manusia, sehingga pemanfaatannya perlu dilakukan secara bijaksana.
Pada kesempatan tugas prodi geografi matkul pengantar lingkungan basah mengenai kuesioner pemanfaatan dan pengembangan lahan basah, maka saya melakukan  pengumpulan informasi kepada beberapa responden agar mendapatkan tanggapan melalui wawancara pribadi. Berikut beberapa wawancara yang saya lakukan di kecamatan Pelaihari kabupaten Tanah Laut, Kalsel:
1.Â
Responden pertama yang saya temui, ibu Mina yang memanfaatkan lahan basah sebagai holtikultura buah, seperti kebun pepaya, cabe, dan singkong.
2.
Responden kedua yang saya temui, pak Prayit mengelola lahan basah yang dimanfaatkan untuk menanam padi di sawah, kebun  holtikultura buah dan peternak sapi.
3.
Responden ketiga yang saya temui, bapak Jumadi yang sedang membuka lahan untuk dimanfaatkan menanam holtikultura sayur seperti terong dan genjer. Dan juga memiliki ternak ayam di dekat rumahnya.
4.
Responden keempat yang saya temui, bapak Ayub menerangkan penggunaan lahan basah sangat tepat untuk menanam semangka disaat musim kemarau seperti saat ini.
5.Â
Responden kelima yang saya temui, bapak Ijay yang memanfaatkan lahan basah untuk menanam holtkultura buah seperti anggur di belakang rumahnya.
6.
Responden keenam yang saya temui, bapak Fanani yang sedang membuat kandang kambing untuk berternak kambing dan dimanfaatkan daging dan susunya.
7.Â
Responden ketujuh yang saya temui, ibu Lisa yang memiliki kebun holtikultura buah seperti nangka, jeruk, sawo, jambu mete, mangga, dan lemon.
8.
Responden kedelapan yang saya temui, bapak Andit yang memanfaatkan lahan basah untuk berkebun kelapa sawit dan tambak ikan di danau.
9.
Responden kesembilan yang saya temui, ibu Aya yang memanfaatkan lahan basah di pinggir sungainya untuk menanam holtikultura buah seperti tebu, nanas, kopi, sukun dan rambutan.
10.
Responden terakhir yang saya temui, bapak Febri yang akan memanfaatkan lahan basah untuk menamam pohon gamal yang dapat digunakan sebagai pakan kambing.
Berikut hasil responden mengenai pengumpulan informasi terkait potensi ekonomi, permasalahan, dan arah pengembangan pemanfaatan lahan basah di daerah Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan:
1. Potensi Ekonomi Lahan Basah:
- Pertanian dan Perkebunan: Sebagian besar responden menyebutkan bahwa lahan basah di Pelaihari sangat potensial untuk pertanian padi, karena lahan tersebut memiliki kelembapan yang ideal. Selain itu, perkebunan tanaman seperti sawit, karet, dan buah-buahan juga mulai dikembangkan.
- Perikanan: Banyak responden yang menekankan potensi perikanan air tawar, khususnya budidaya ikan seperti nila, patin, dan lele, karena ketersediaan air yang melimpah.
- Ekowisata: Sebagian kecil responden melihat potensi pengembangan ekowisata yang mengandalkan keunikan ekosistem lahan basah, terutama untuk menarik wisatawan dengan minat khusus pada keanekaragaman hayati dan lingkungan.
2. Permasalahan yang Dihadapi:
- Alih Fungsi Lahan: Banyak responden mengeluhkan alih fungsi lahan basah menjadi area permukiman dan industri, yang mengancam keberlanjutan ekosistem alami.
- Pendangkalan dan Polusi Air: Salah satu masalah yang banyak dikeluhkan adalah pendangkalan sungai akibat erosi tanah dan pembuangan limbah pertanian yang menyebabkan pencemaran air di lahan basah.
- Minimnya Dukungan Infrastruktur: Responden juga menyatakan bahwa akses ke lahan basah yang potensial belum didukung infrastruktur yang memadai, seperti jalan dan fasilitas pengolahan hasil pertanian dan perikanan.
3. Arah Pengembangan Pemanfaatan Lahan Basah:
- Rehabilitasi Ekosistem: Banyak responden mendukung adanya program rehabilitasi lahan basah, seperti penanaman kembali vegetasi alami dan upaya pengendalian alih fungsi lahan agar tetap berkelanjutan.
- Pendampingan dan Pelatihan: Banyak yang menyarankan pemerintah dan pihak terkait untuk memberikan pelatihan dan pendampingan teknis bagi masyarakat setempat dalam memanfaatkan lahan basah secara lebih produktif dan berkelanjutan.
- Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan: Responden berharap ada pembangunan infrastruktur yang mendukung kegiatan ekonomi di lahan basah, tanpa merusak ekosistemnya, seperti jalan ramah lingkungan dan fasilitas pengelolaan limbah.
Kesimpulan dari hasil responden ini menunjukkan bahwa lahan basah di Pelaihari memiliki potensi ekonomi yang besar, namun permasalahan lingkungan dan alih fungsi lahan menjadi tantangan utama. Arah pengembangan yang diusulkan melibatkan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan holistik agar lahan basah tetap produktif tanpa merusak ekosistemnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H