Mohon tunggu...
Najla Azzahra
Najla Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Universitas Al-Azhar Indonesia

Penggiat Linguistik

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi & Perbandingan antara Novel dengan Film Wolf Totem

4 Februari 2024   20:50 Diperbarui: 4 Februari 2024   20:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinopsis Film :

 Seorang pemuda bernama Chenzen yang berkuliah di Beijing suatu hari ia dikirim ke suatu daerah yang letaknya di pedalaman Mongolia yang bernama Olon Bulag. Disana ia dan temannya yang bernama Yang Kee belajar mengembalakan hewan ternak seperti sapi, domba dan kuda. Pada suatu hari Chenzen menemukan hal yang sangat menarik didalam kehidupan para serigala Mongolia. Sehingga ia bertekad untuk mempelajari cara hidup para serigala Mongolia. Kemudian ia melakukan hal yang sudah dilarang oleh Tengger dan masyarakat setempat yaitu mengambil seekor bayi serigala dari sarangnya kemudian membesarkannya secara diam-diam. Karena dia yang seharusnya belajar untuk mengembala malah mempelajari kehidupan para serigala Mongolia yang jelas-jelas keberadaannya tidak diinginkan para penduduk Olon Bulag, karena mereka suka memangsa banyak hewan ternak mereka. Setelah Bilig dan masyarakat setempat mengetahui hal tersebut Chenzhen diperintahkan untuk membunuh anak serigala tersebut. Setelah itu masyarakat dan pemerintah setempat sudah sangat geram akibat perlakuan para serigala yang membuat rugi karena kerap kali memangsa hingga membunuh hampir semua ternak mereka. Kemudian karena tidak ada pilihan akhirnya para masyarakat bersama membunuh para serigala disana. Tapi dibalik kekejaman para serigala Mongolia yang suka membunuh hewan ternak, mereka adalah salah satu binatang yang sangat setia kepada kelompok nya karena inilah alasan Chenzhen yang sangat tertarik untuk mempelajari kehidupan para serigala Mongolia lebih dalam lagi. 

Resensi Film :

 Film Wolf Totem ini berasal dari Novel yang juga berjudul “Wolf Totem” adalah karya seorang penulis Tiongkok bernama Jiang Rong. Wolf Totem ini adalah kisah fiksi yang berisi tentang hubungan kehidupan para manusia dan alam yang sangat kuat. Dimana seorang mahasiswa bernama Chenzhen yang berasal dari Beijing kemudian dikirim untuk mengabdi di salah satu daerah yang terletak di pedalaman Mongolia. Chenzhen yang sangat berambisi mempelajari kehidupan para serigala di Mongolia, sehingga ia memberanikan diri untuk membesarkan seekor bayi serigala dengan tangannya sendiri yang jelas-jelas tidak diperkenankan didalan daerah tersebut. Setelah menonton film ini saya mendapat beberapa pelajaran yang cukup penting yaitu, hiduplah dimanapun kalian berada dengan menghormati kepercayaan atau adat istiadat yang ada di daerah itu.  

Kelebihan :

 Film Wolf Totem ini jika dibandingkan dengan Novel aslinya ceritanya sangat mudah dipahami karena durasi filmnya yang singkat. Kisahnya penuh dengan Pelajaran-pelajaran yang sangat penting tentang kehidupan manusia maupun kehidupan serigala disana. Didalam kisah ini juga, secara tidak langsung kita bisa mengetahui sisi lain dari serigala yang sebelumnya tidak kita tidak ketahui. Karena novel fiksi ini diambil dari pengalaman pribadi penulis yang pada masa mahasiswa menghabiskan waktu sebanyak sepuluh tahun lebih untuk meneliti serta menjadi sukarelawan di padang rumput wilayah perbatasan Cina. Jadi keakuratan dalam penceritaannya membuat saya bisa lebih mudah memahami maksud dari isi cerita ini.

Kekurangan :

 Interpretasi yang berbeda antara para pembaca novel dengan sutradara yang membuat film ini. Durasi yang pendek jadi ada banyak adegan yang ada didalam novel yang kemudian tidak dimasukan kedalam film adaptasinya. Karena novel aslinya terdiri dari 600an halaman, jadi saat di adaptasi menjadi sebuah novel akan banyak adegan yang tidak dimasukkan. Tetapi menurut saya, karena keakuratan kisah fiksi ini karena telah melalui penelitian. Jadi, walaupun banyak adegan yang tidak terlalu penting dihilangkan, tapi makna dan nilai yang tersirat didalam novel masih terkandung didalam film adaptasinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun