Terkesan lumrah memang, tetapi jika yang tetap setia beribadah adalah orang-orang yang sudah tua dan sudah terbiasa ke mesjid, tentu percuma. Karena, keadaannya tidak membanggakan, walaupun ada anak muda yang mampu meyelesaikan tantangan sampai akhir ramadhan, tetapi tidak banyak. Menjadi lebih buruk lagi apabila ibu-ibu dan bapak-bapak yang tetap beribadah tersebut, tak mengajak anaknya untuk turut beribadah sampai akhir ramadhan bahkan ikut-ikutan beralasan untuk tak beribadah, mungkin ini bisa dihubungkan dengan firman Allah SWT, surah At-Tahrim Ayat 6 : " Peliharalah dirimu dankeluargamu dari api neraka “
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim 66:6)
dan Qatâdah rahimahullah berkata, “(Menjaga keluarga dari neraka adalah dengan) memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allâh dan melarang mereka dari kemaksiatan kepada Allâh Azza wa Jalla , dan mengatur mereka dengan perintah Allâh Azza wa Jalla , memerintahkan mereka untuk melaksanakan perintah Allâh Azza wa Jalla , dan membantu mereka untuk melaksanakan perintah Allâh. Maka jika engkau melihat suatu kemaksiatan yang merupakan larangan Allâh, maka engkau harus menghentikan dan melarang keluarga(mu) dari kemaksiatan itu”. [Lihat semua riwayat di atas dalam Tafsir Ibnu Katsir
Dari penjelasan di atas sangat jelas bagi kita bahwa mengajak keluarga untuk taat kepada Allah adalah sebuah keharusan. karena jika kita hanya beribadah sendiri, maka sama saja dengan menjerumuskan keluarga kita ke api neraka. Maka dari itu, marilah kita mengajak anak, adek, kakak, suami, ataupun istri kita untuk memaksimalkan ibadah di bulan ramadhan, karena puasa dan segala ibadah yang ada didalamnya adalah bentuk ketaatan kita kepada Allah.
Apalagi puasa adalah tempat training bagi segenap umat Islam, untuk bisa konsisten dalam melakukan segala hal.Tempat pelatihan dimana setiap orang diajarkan untuk bisa melawan segala hawanafsunya. Jika pada akhir bulan Ramadhan kita tidak lagi mampu untuk menjagakonsistensi beribadah kita dan larut dalam menuruti keinginan untuk keinginankita semata, maka training yang kita lakukan pada bulan ramadhan telah gagal menghasilkan sesuatu bagi diri kita. Walaupun pemerintah kota sekalipun yang membuat program agar anak mampu beribadah di mesjid, apabila tidak didukung oleh keluarga, akan sia-sia.
Sesuai dengan judul di atas, tulisan ini dibuat diakhir ramadhan dengan harapan menjadi pedoman untuk kegiatan ramadhan yang akan datang agar kita bisa menjadi lebih baik, walaupun tidak ada yang tahu umur kita akan berhenti kapan dan dimana. Berhubung ini sudah di penghujung ramadhan, marilah kita pergunakan waktu sebaik-baiknya, tak perlu ada alasan, mari kita maksimalkan waktu yang sedikit ini. baik itu yang sudah berada di kampung atau yang ada tetap di kota. berubah sekarang juga!
terima kasih kepada orang yang sudah menanamkan makna puasa adalah tempat training bagi segenap umat Islam, untuk bisa konsisten dalam melakukan segala hal. untuk yang belum, mari kita mulai sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H