"Dihhh, pamerrr. Narsis banget si, alay deh."
Banyak orang menanggapi secara negatif tentang kegiatan orang lain yang di unggah di social media. Gimana dengan diri kita sendiri? Termasuk orang yang suka eksis, menampilkan apapun di social media? Atauuu, termasuk orang yang 'down to earth' dalam kebaikan.
Menurut kalian, boleh ga sih narsis?
Mengutip dari hellodoc.com narsis adalah istilah popular untuk mendeskripsikan seseorang yang  terlalu percaya diri dan bangga akan diri sendiri, terutama mereka yang suka sekali dengan berfoto terutama selfie. Lalu apakah orang yang suka 'selfie' termasuk narsis??
Bagi penggemar selfie, tentu akan mengatakan bahwa selfie itu bagus loh. Dapat menambah kepercayaan diri misalnya. Tapi, bagi yang anti-selfie pasti akan memberikan statement yang berbeda. Buat apa sih selfie? Toh tiap hari liat diri sendiri lewat bayangan cermin. Daripada berdebat tentang selfie, mending kita bahas dari kedua sisi dan ambil poin yang paling pas dan baik.
Selfie bisa berdampak negatif jika kemudian memamerkan segala sesuatu tentang privasi pribadi. Misal, kamu adalah seorang wanita yang cantik, rajin unggah segala kegiatanmu di media social, seperti kamu sedang apa, kamu berada dimana, dan semacamnya. Mungkin beberapa orang bakal kasih like dalam postinganmu.Â
Tapi pernah kepikiran ga sih? Hal itu yang bakal memperlancar aksi orang jahat ke diri sendiri. Bisa saja kamu mempunyai fans fanatik sehingga berubah jadi "penguntit", ihhhh serem gak sih. Nah beda jika kamu selfie bertujuan untuk kampanye dalam ke kebaikan, maka selfie itu bisa disebut dengan narsis yang postif.Â
Psikolog Jessamy Hibbred pernah mengatakan bahwa komentar positif yang datang dari orang lain terhadap unggahan foto selfie, dapat memberikan motivasi  dan dapat meningkatkan semangat seseorang dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Bayangin deh, semisal ada orang yang lagi down dan gak punya semangat, terus tiba-tiba dia dapet notif di hpnya "tingg...", dan waktu dia buka ada yang komen di postnya "kamu keren deh, cantik banget fotonya, semangat buat hari ini ya", secara ga langsung kamu juga udah ngasi semangat ke banyak orang yang baca loh, seneng banget kan.
Sekarang jadi lebih tahu kan mana selfie atau narsis positif, mana pula yang negatif? Masih pada bingung gak sih gimana ya caranya aku narsis tapi positif dan menginspirasi banyak orang?Â
Narsis positif bisa dimulai dari hal yang sederhana loh. Bisa mulai dari lingkup keluarga. Yap lingkup yang paling dekat dengan semua orang. Saat ada saudara yang ingin menjual dagangannya, kamu bisa membeli, lalu memberi review terhadap dagangannya, lalu kamu bisa menyebarkannya melalui social media yang kamu punya.Â
Semisal saudara kamu menjual pakaian, kamu bisa mereview kualitas dari pakaiannya tersebut. Ada juga makanan, kamu bisa mereview rasanya, tekstur masakannya, bahkan dalam penyajiannya yang unik loh. Saat menempuh pendidikan pun kamu bisa menonjolkan dirimu dengan narsis positif.Â
Saat di dalam rapat organisasi, jadilah orang yang aktif memberikan ide atau usulan tentang permasalahan yang sedang dihadapi. Tapi semisal dengan kita aktif di organisasi lalu dapet "haters" gimana dong? Selama kamu tidak merasa sok hebat dan merendahkan pendapat yang lain, lanjut aja narsis-nya.
Nah sekarang udah tahu kan caranya narsis positif. Jadi, sepakat, kan? Jika kebaikan tidak kita suarakan maka akan dilibas habis oleh banyak keburukan. Jadilah orang narsis, yang dengan narsis-mu dapat mengajak orang lain peduli. Jadilah orang narsis, yang dengan narsis-mu dapat mengajak banyak orang dalam berbuat kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H