Bagi pendukung Ahok yang unyu-unyu, kenapa akhirnya pilihan jatuh kepadanya adalah karena Ahok dianggap sebagai satria piningit, kesatria yang mampu menyelamatkan APBD Jakarta, membuat Jakarta sejahtera, bebas korupsi, bebas macet, bebas banjir, apapun yang dikatakan Ahok adalah kebenaran, siapapun yang tidak mendukung Ahok Bodoh dan Rasis. Titik.
Pendukung Ahok selalu mengkampanyekan Moralitas, pilih pemimpin bersih katanya. Faktanya dari semua calon gubernur Jakarta, tiga pernah menjadi pejabat negara, Anis Baswedan, Sylviana Murni dan Basuki Tjahaya Purnama. Dari tiga nama tersebut hanya Ahok yang tidak clear, pernah terlibat kasus hukum di KPK, walau tidak jadi tersangka secara moral Ahok punya beban menjelaskan kepada masyarakat karena orang kepercayaannya sampai dicekal, walaupun kemudian kasus jadi tak jelas. Saya sih berkesimpulan Ahok itu sama seperti politisi kebanyakan, hanya pendukungnya saja terlalu naif menerima kenyataan.
Pendukung Ahok selalu mengkampanyekan jangan bawa-bawa politik ke Agama, tetapi sering membawa agama untuk kampanye, misalnya ketika Ahok sering mengomentari soal Agama, baik agamanya sendiri, atau agama orang lain. di sini saya sangat tidak bersimpati, saya termasuk orang yang berkeyakinan tidak perlu lah bawa-bawa agama ke politik, ini akan menurunkan kesucian agama untuk ambisi politik, point kedua ini mempertegas Ahok sama dengan politisi kebanyakan.
Berikutnya adalah berbagai prestasi fatamorgana di DKI Jakarta, serapan anggaran rendah menunjukkan bahwa Ahok tidak mampu mengelola uang daerah, pembangunan dilakukan oleh kontribusi tambahan, bahkan bantuan DKI untuk KPU DKI juga dari duit pengembang. Satu-satunya prestasi yang sulit di bantah adalah pasukan orange, selain itu ada. Tapi yang tapi biasa saja. Pendukung ahok yang unyu mengatakan bahwa Ahok adalah anti tesa kepemimpinan Nasional, hey bung. main lah yang agak jauh. Di daerah saat ini banyak sekali pemimpin smart dan berprestasi, punya inovasi, terobosan dan berkomitmen pada pembangunan manusia. Sayangnya slot berita mereka diambil oleh rusaknya taman 5 meter di balai kota, lagian yang beneran kerja ga akan sempat mejeng sana dan sini.
Bagi saya yang paling menggelikan adalah penggambaran pendukung Ahok bahwa yang bersangkutan tidak mengejar jabatan, jauhkan angan-angan mari kita berpikir logis. Mana ada orang yang ikut kontestasi pemilukada bukan karena kejar jabatan. Bagi saya mending kita jauhkan sifat munafik, lebih baik jujur saya ikut pilkada pilihlah saya, daripada gak mau cuti tapi kampanye jalan terus.Â
Saya kepincut Ahok karena waktu jadi anggota DPR beliau transparan, data keuangannya terpampang di website bukti dia akuntabel, tetapi mendengar alasan teman ahok hidup dari menjual souvenir seketika itu saya tertawa. Karena bagi saya alasan itu mengganggu akal sehat dan asas kelaziman berpikir kita. Pedagang di tanah abang yang omsetnya milyaran ajah ga bisa nyewa lapak di belasan Mall.Â
Salam unyu-unyu, jangan mudah naik darah, ngopi duluÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H