Komunikasi politik terjadi dalam interaksi sosial atau melalui media dalam dunia politik Indonesia. Media sebagai platform digital untuk memberikan informasi tentang peristiwa politik Indonesia, termasuk pemilu, kekuasaan, dan undang-undang, antara lain. Dan opini publik adalah pendapat masyarakat umum tentang masalah atau peristiwa politik, seperti pemilu 2024, di mana banyak orang berbicara tentang cagub dan cawagub.
Pada era demokrasi modern, pemilihan umum, juga dikenal sebagai pemilihan umum, memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana sebuah negara akan berjalan dan bagaimana ia akan mengelolanya. Pemilu bukan hanya sekadar proses formal untuk memilih pemimpin, tetapi juga tempat di mana opini orang dibentuk dan dipengaruhi. Bagian penting dari proses ini adalah komunikasi politik karena memiliki fungsi strategis untuk mengubah pandangan dan sikap masyarakat terhadap kandidat, partai politik, dan masalah nasional yang signifikan. Menurut Sumarni (2023), komunikasi politik adalah prose yang kompleks dan strategis di mana pesan dan informasi dikomunikasikan antara aktor politik seperti kandidat, partai politik, dan partai politik.
Menurut formula Harold Lasswel untuk komunikasi massa, "who says what in which channel to whom with what effects?"Publik dapat dipengaruhi oleh komunikasi politik.Singkatnya, ini berkaitan dengan cara komunikasi yang digunakan untuk mengubah pendapat publik tentang masalah politik. Pesan politik yang disampaikan, oleh siapa pesan tersebut disampaikan, kepada siapa pesan tersebut disampaikan, media apa yang digunakan, dan dampak yang ditimbulkannya semua berkontribusi pada opini publik. Opini publik akan sesuai dengan pesan politik melalui komunikasi politik yang efektif. Opini publik dapat memengaruhi pendapat pribadi masyarakat tentang masalah politik. Seperti yang disebutkan sebelumnya, opini publik dan komunikasi politik terkait satu sama lain. Opini publik sangat memengaruhi pendapat dan kepercayaan masyarakat tentang masalah politik. Komentar publik tentang masalah politik yang dihadapi masyarakat akan memengaruhi proses politik.
Perkembangan media sosial telah mengubah cara komunikasi politik dilakukan, terutama terkait pemilihan umum. Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube telah berkembang menjadi platform penting di mana kandidat dan partai politik berkomunikasi dengan pemilih. Dalam diskusi ini, kami akan mempelajari bagaimana media sosial memengaruhi narasi politik, partisipasi politik, dan opini publik. Media sosial berfungsi sebagai forum terbuka di mana orang dapat bertukar ide dan memperoleh pengetahuan. Selama kampanye pemilihan, media sosial menjadi tempat penting untuk membahas masalah politik, berbagi informasi, dan mengungkapkan pendapat.
Media sosial sangat berdampak pada berbagai aspek proses pemilihan, seperti kandidat dan partai politik bergantung pada media sosial sebagai alat utama mereka untuk menyebarkan pesan kampanye mereka. Video, grafis, dan teks menarik diunggah untuk menarik pemilih. Memilih platform media sosial yang tepat juga penting untuk menjangkau kelompok pemilih tertentu. Media sosial dapat menangani masalah atau kontroversi kampanye dengan cepat. Isu kontroversial menimbulkan tantangan tambahan bagi kandidat dalam manajemen citra internet karena dapat menjadi viral dengan cepat.
Dalam menghadapi Pemilihan Umum 2024, komunikasi politik, yang berfungsi untuk membentuk opini, telah menjadi bagian penting dari proses demokrasi. Berbagai elemen dan teknik komunikasi politik memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kandidat, partai politik, dan isu-isu penting yang memengaruhi kebijakan negara. Dalam penutup ini, kita berbicara tentang peran penting komunikasi politik, tantangan yang dihadapinya, dan dampak besarnya terhadap proses pemilihan umum. Komunikasi politik lebih dari sekedar pertukaran pesan memengaruhi pemilihan umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H