Mohon tunggu...
Najib Rayyan
Najib Rayyan Mohon Tunggu... -

mencoba menulis...menumpahkan pikiran menjadi tulisan serta membaginya hingga bermakna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Candu

6 Mei 2014   20:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah pernah kucoba berlari tuk menjauhimu

Bahkan terlalu sering malah Seolah-olah aku tidak tahu

Bahwa hatiku telah terantai begitu erat pada hatimu

Siapa yang harus ku salahkan

Haruskah menyalahkan fatamorgana

Atau sembilu yang terlalu sering menyayat ngilu

Bahkan mimpi-mimpi sekalipun seperti bersekutu

tidak pernah rela ku lari menghindari bayanganmu

Aku ingat pada perjamuan-perjamuan yang telah menghidangkan manisnya candu

Mungkin candu yang telah tereguk telah mengaliri setiap aliran darahku

Dan terhembus dalam setiap helaan nafas

Bagaimana mungkin masih ku lari

Tapi mungkin suatu saat nanti fatamorgana dan sembilu akan merayuku lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun