Mohon tunggu...
Slamet Khoirunajib
Slamet Khoirunajib Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah penulis dengan gaya yang bebas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Teras Mengajarkan Hidup Bahagia Orang Orang Yang Menyebalkan

23 Desember 2024   03:20 Diperbarui: 23 Desember 2024   03:25 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

FILOSOFI TERAS MENGAJARKAN HIDUP BAHAGIA DI ANTARA  ORANG ORANG YANG MENYEBALKAN

            Buku yang berjudul Filosofi Teras yang ditulis oleh Henry Manampring dan diterbitkan: PT Kompas Media Nusantara pada tahun 2018 buku ditulis dengan dilatar belakangi oleh pengalaman hidupnya yang selalu mempunyai gaya pemikiran yang selalu negatif, hal tersebut belum tahu penyebabnya dan menyebabkan orang disekitarnya menyarankan untuk berfikir positif, akan tetapi diabaikan begitu saja dan membuat karakternya seolah seolah menjadi overthinking yang membuat pemikiranya melihat sesuatu hal yang negatif bisa terjadi dari rencana apapun.

            Setelah itu ia mendatangi psikeater dan mendapatkan pengobatan berupa terapi serta obat obatan kimia yang membuat kehidupanya lebih membaik. Dalam menjalani kehidupan setelah mendatangi psikeater ia sadar bahwa Kesehatan psikis membuat organ didalam tubuh ikut rusak, dipertangahan menjani terapi ia menemukan sebuah buku filsafat Yunani kuno yang usianya sekitar 2.300 tahun (lebuh tua dari Agama Nasrani dan Islam) yaitu Filasat Stoisisme atau filosofi teras yang berjudul  How to Be a Stoic dapat membantu ia menjalini kehidupan lebih tenang, damai dan paling penting adalah tidak mudah marah. Efek dari mempelajari tersebut adalah gimana Stoisisme mengajarkan  untuk selalu berfikir positif , bahkan menurut Henry Manampring obat terapi dari psikeater membuatnya bisa dihentikan lebih awal karena membuat perubahan bsikap dan mental.

            Buku ini mengangkat Filsafat Yunani yaitu filsafat Stoa, bagi para ahli filsafat Yunani dan Hellenistik, ajaran Platonisme, Aristotelelianisme, Sinisme, Epikurisme menyebutkan bahwa Filsafat Stoa sebagai aliran yang mengajarkan tentang jalan hidup. Inti dari ilmu filsafat ini adalah bagaimana pembedaan hal apa yang tergantung pada kita dan hal apa yang tidak tergantung pada kita kemudian tentang hal baik dan buruk yang tergantung pada diri kita dalam menafirkanya dan segala situasi hidup yang menimpa dalam kita dengan bersifat netral.

            Filsafat stoa mengangkat kebahagian yang tidak lazim, meraka mengatakan sebagai ataraxia yang berasal dari kata ataraktos (a=not dan tarassein = to trouble) yang berarti not troubled (untroubled, undisturbed) yang artinya kebahagian yang kita bayangkan sebagai jiwa yang tenang dan damai, itulah yang digambarkan oleh kaum Stoa sebagai situasi yang negative yakni tiadanya gangguan, berarti bahagia adalah saat kita tidak terganggu. Adapun istilah lain dikatakan sebagai apatheia yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya a=not dan pathos=suffering sehingga apatheia adalah situasi kita yang dimana bebas dari emosi, bebas dari penderitaan, bebas dari hawa nafsu, sehingga bagi kaum Stoa bersifat negative logis yaitu tiadanya penderitaa, tiadanya emosi, saat kita tidak diganggu oleh nafsu seperti amarah, kecewa, rasa pahit, dan iri.

            Menurut Stoa bahagia itu sederhana adalah dimana kita terbebas dari emosi atau segala rasa perasaan yang mengganggu. Dalam pemikiran kaum Stoa ada istilah pathos atau passion yang artinya emosi negatif, yaitu opini yang mengatakan bahwa sesuatu itu buruk dapat memunculkan rasa sesal dan takut, atau opini yang mengatakan bahwa sesuatu baik dapat memunculkan ada rasa senang dan rasa yang ingin menginginya. Dengan demikian emosi muncul dari pemikiran atau nalar, bagi kaum Stoa emosi negative adalah sebuah hasil pemikiran atau nalar yang keliru sehingga sesuatu yang rasional atau pemikiran yang bisa disebut sebagai perasaan liar kemudian dipilah untuk dilatih supaya menjadi emosi yang baik.

            Kaum Stoa kebahagiaan adalah dimana kita dalam situasi dan kondisi terhindar dari hawa nafsu yang datangnya tidak jelas, rasa iri hati, rasa dendam yangberlebihan, rasa cemas yang diterapkan dalam kehidupan sehari hari untuk terhindar dari penyakit jiwa. Dapat diartikan hal tersebut dapat memunculkan emosi yang bersifat baik seperti rasa gembira, rasa waspada, memiliki pemikiran yang positif dan memiliki keteguhan dalam berkehendak.

            Kita mungkin pernah mengalami emosi negative dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut dapat tidak bisa datang tanpa alasan yang membuat kita  memiliki rasa dendam yang berlebihan, salah satu yang saya alami adalah yang dimana saya hidup diantara orang menghina, mencaci maki dan mencari kejelakan saya dalam hidup. Hal tersebut membuat saya ingin membalas dendam untuk meraka yang melakukan hal tersebut kepada saya tapi dalam buku ini ada salah satu pepatah yang mengakatan

“Sesungguhnya balas dendam yang terbaik adalah dengan tidak menjasi seperti sang pelaku”

–Marcus Aurelius –

Yang artinya jika kita menerima hinaan dan kemudian kita pun menjadi penghina yang mana emosinal kita dikuasi oleh kemarahan, untuk membalas orang yang mengihina kita dengan ala Stoa adalah ketika kita tidak turun derajat menjadi sama dengan seseorang yang berbuat jahat kepada kita, sehingga bisa terhindar dari lingkaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun