Mohon tunggu...
Najib Ihsan
Najib Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya,

bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Kehidupan Muslim Minoritas di Negeri Tango

5 Januari 2023   13:35 Diperbarui: 5 Januari 2023   13:45 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Potret Kehidupan Muslim Minoritas di Negeri Tango

oleh Moh.Najib Ihsan

Pada perhelatan piala dunia 2022 Qatar, Argentina kembali menjadi juara dunia ketiga kali-Nya setelah beberapa tahun mereka mati-matian berjuang untuk kembali mengangkat trofi bergengsi pada tahun ini,bermain mati-matian melawan tim yang berjulukan ayam jantan, kapten Lionel Messi dan kawan-kawan sebenarnya kewalahan menghadapi tim lawan,kendati gol hattrik dari mbappe.

Sebelumnya pada babak penyisihan,Argentina mengalami kekelahan dari Arab Saudi dengan skor 1-2 yang begitu memalukan dimata dunia.namun Lionel Messi dan kawan-kawan berhasil bangkit setelah mengalahkan Meksiko dan Polandia dengan skro 2 0 pada dua pertandingan terkahirnya,sampai meraka melaju pada babak final dan menjadi juara dunia pada perhelatan bergengsi tahun ini.

Selain Argentina yang berhasil menjadi juara dunia,tuan rumah Qatar pun juga berhasil menyelenggarakan ajang bergensi ini, meskipun timnas Qatar harus pulang terlebih dahulu setelah tiga kali pertandingan kalah di grup G.begitupun prihal dakwah,mereka yang mayoritas muslim juga berhasil mengajak orang-orang terutama supporter dari belahan dunia untuk belajar kemudian masuk Islam.

Namun berbeda dengan timnas Jerman yang populasi muslim terbanyak di Eropa ,dalam perhelatan piala dunia 2022 kali ini,  mereka berupaya mendeklarasikan  LGBT dan semacamnya yang begitu kontroversial dikalangan umat Islam yang juga menjadi kelompok minoritas di beberpa Negara saat ini.

Islam yang merupakan agama Rahmatan lil Alamin bagi kalangan muslim dibelahan dunia, masih megalami kewalahan dalam menyebarkan dan berdakwah tentang Islam dinegara yang mayoritas beragama non Islam, mulai superioritas kalangan mayorutas terhadap kaum minoritas, hingga deskriminasi agama yang begitu di kecam oleh para mayoritas.

Tentang mayoritas dan minoritas, kak Akbar dan kak Kartina angakat suara dalam tajuk jurnalnya "Minoritas Muslim Dalam Politik di Amerika Latin"(lihat 19-20)begitu kejamnya mereka dalam bersosial dan beragama bahkan meraka membeda-bedakan ras dan agama untuk menguasai daerah tersebut. 

Kak Akbar dan kak Kartina menemukan fakta-fakta yang telah terjadi di daerah tersebut,sungguh miris keadaan para kaum kulit hitam yang dipaksa untuk meninngalkan agamanya setelah meraka kalah dalam peperangan melawan bangsa Eropa, bahkan dari kalangan mereka berasal dari para pelajar dan ulama(pembuka agama islam) yang dijadikan budak,di Argentina pada masa jabatan carlos menem sebagai presiden yang cukup lama di masanya dia harus mengorbankan agama demi urusan poltik dan ekonomi di negaranya.

Hal ini mengingatkan saya pada sejarah masuknya Islam di Argentina yakni pada abad ke 15 bangsa Moor dari Spanyol pergi ke Argentina untuk melarikan diri dari penyiksaan bangsa Spanyol.namun setibanya di Argentina mereka di jadikan budak yang begitu banyak mendapatkan diskriminasi beragama oleh para pribumi yang mayoritas beragama Kristen dan Katolik.

Hingga sampai batasan waktu yang begitu lama,pada abad 19 para kaum imigran perlahan mulai menunjukkan rasa bahagia setelah penghapusan perbudakan di amerika latin,kemudian pada akhir abad 19 Islam di kenalkan kembali di negeri tersebut oleh para imigran timur tengah yang mayoritas berasal dari Syuriah dan Lebanon yang bertujuan untuk menetap di daerah tersebut.daerah yang mereka huni terdiri dari Argentina, Brazil, Paraguay,dan Venezuela.

Atas dukungan kedubes Iran, komunitas Syiah mulai membangun masjid yang menjadi tempat ibadah sekaligus menjadi ikon sejarah pertama bagi umat Muslim Argentina,yakni pada tahun 1980 masjid mulai di bangun kemudian pada tahun 1983 dibuka dan digunakan untuk ibadah.setelah dua tahun kemudian,komunitas Muslim Sunni juga mulai membangun masjid dengan arsitektur Islam yang selesai dibangun pada tahun 1996 kemudian menjadi salah satu masjid terbesar di Argentina dan Amerika Selatan.

Pembangunan masjid di tanah seluas 20.000 meter persegi tersebut merupakan bantuan dari Raja Fahd bin Abdul Aziz,yang merupakan Raja Arab Saudi saat itu.namun beliau bukan hanya membangun masjid,akan tetapi beliau juga membangun sekolah,perpustakaan dan taman sebagai pembaharuan islam di Argentina

Buenos Aires adalah kota besar di Argentina yang menjadi saksi bisu dimana agama tidak di lestarikan dan menjadikan alasan mengapa pertumbuhan populasi Muslim di Argentina begitu stagnan.

Ada beberapa alasan yang bisa kami uraika.pertama,banyak Muslim Argentina yang menikah beda agama,semetara anak hanya memiliki satu orang tua Muslim dan mereka tidak mengenalkan budaya dan bahasa Arab sebagai bahasa dan budaya pertama mereka.

Hal ini menyebabkan banyak dari mereka tidak mengetahui cara membaca dan memahami Al-quran sebagai pedoman hidup umat Muslim,sementara meraka para anak-anak disana terlebih dahulu mengenal bahasa Spanyol sebagai bahasa pertama dan keseharian mereka.sementara itu akses pembelajaran agama dan penernerjemahan Al-quran tidak tersedia secara bebas.

Maka dari itu para pemuda,masyarakat Muslim dan pemerintah setempat sangat berperan penting  dalam mempertahankan dan mengembangkan agama Islam pada saat ini, dengan memperbaiki pola fikir masyarakat non Muslim yang memandang  Islam sebelah mata sehingga Islam dianggap agama yang menciptakan perpecahan dikalangan mereka

Kedua,banyaknya Muslim yang telah berintegrasi dengan kebiasaan dan budaya Argentina sehingga mereka kehilangan identitas Islam dan Arab mereka.ini adalah sebuah pelajaran dan peringatan bagi kita sebagai umat Islam.

Agar supaya kita lebih berhati-hati dalam memilih kebiasaan dan budaya yang tidak di perkenan dalam Islam, sehingga agama dan keyakinan kita tetap pada satu alur tujuan yang sama,yakni beagama Islam yang meyakini Allah sebagai tuhan pencipta alama semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun