Pendahuluan
Pohon randu merupakan pohon dari daerah tropis. pohon randu berasal dari Amerika Utara Selatan, Amerika Tengah, Karibia dan Afrika. Tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah tropis karena memerlukan kondisi curah hujan yang tinggi, seperti Indonesia. Pohon randu tumbuh setinggi 8 sampai 30 m dan mempunyai batang utama yang cukup besar hingga diameter 3 m. Pada batangnya juga terdapat duri besar berbentuk kerucut. Tanaman ini tahan terhadap kekurangan air sehingga dapat tumbuh di daerah pesisir dan lahan yang terletak pada ketinggian 100 hingga 800 m di atas permukaan laut (Pratiwi, 2014).
Bencana banjir bisa disebabkan oleh banyak faktor, antara lain kurangnya daerah resapan air dan warga sekitar yang terus membuang sampah sembarangan. Seperti halnya di sungai, ketika musim hujan tiba terjadilah banjir, karena sampah-sampah menumpuk di sungai dan tidak adanya resapan air di desa tersebutÂ
Dampak banjir antara lain terganggunya aktivitas masyarakat, termasuk untuk bekerja dan bersekolah. Banjir juga menimbulkan penyakit dan kerugian ekonomi. kondisi lingkungan setelah Banjir dapat meninggalkan lumpur dan kotoran di rumah dan lingkungan sekitar. Selain itu, air banjir juga menyumbat saluran air seperti kanal dan menimbulkan bau tidak sedap sehingga menyebabkan banyak tanaman mati, mencemari sumur, dan menyulitkan beraktivitas (Santri et al., 2020)
Isi
Tentu saja ada banyak cara untuk mencegah banjir. Yang pertama adalah pemanfaatan pohon randu, karena pohon randu memiliki keunggulan dalam pencegah banjir karena mampu menyerap air dengan baik dan memperlambat aliran air hujan. Selain dapat mencegah banjir, pohon randu ini juga dapat mencegah terjadinya erosi. Selain bisa mencegah banjir, buah pohon randu yang lebih dikenal dengan nama kapuk ini bisa dimanfaatkan untuk mengisi kasur dari kapuk, bantal, dan guling.
Kedua, penerapan sistem biopori merupakan cara yang sangat efektif untuk membantu masyarakat dalam mengelola sampah yang dihasilkan setiap harinya. Berkat adanya biopori, sampah ini dapat didaur ulang dan dijadikan pupuk organik atau kompos yang bernilai ekonomis. Selain itu, pembuatan lubang biopori di kawasan rawan banjir juga sangat memudahkan karena tidak hanya mampu menghasilkan pupuk.namun dapat dimanfaatkan sebagai lubang resapan air sehingga pada saat musim hujan tiba dapat mengurangi debit air yang mengalir di permukaan bumi serta terhindar dari genangan air dan banjir(Amalia et al., 2023)
Penutup
Banjir  dapat menimbulkan dampak negatif bagi warga sekitar yang terkena dampaknya. Bencana banjir terjadi karena berbagai alasan, antara lain kurangnya daerah resapan air dan seringnya masyarakat membuang sampah ke sungai. Dampak yang ditimbulkan antara lain terhambatnya aktivitas masyarakat berupa berangkat kerja, sekolah, banjir juga menimbulkan penyakit dan mengakibatkan kerugian ekonomi. Cara mencegah banjir adalah dengan menanam pohon randu karena pohon randu mempunyai akar yang kuat dan dapat menyerap air.baik dan dapat memperlambat air hujan, cara kedua adalah dengan menerapkan sistem biopori yang merupakan cara yang sangat efektif untuk membantu masyarakat dalam mengelola sampah yang dihasilkan setiap hari.
Referensi
Amalia, G., Baniva, R., & Ramadhan, M. F. (2023). Edukasi Pemanfaatan Biopori Sebagai Upaya Penanggulangan Penumpukan Sampah Organik dan Mencegah Banjir. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara, 4(2), 851--858.
Santri, S., Apriyanto, E., & Utama, S. P. (2020). Dampak Sosial Ekonomi Dan Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Di Kelurahan Rawa Makmur Kota Bengkulu. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 9(2), 77--84.
Pratiwi, R. H. (2014). POTENSI KAPUK RANDU (CEIBA PENTANDRA GAERTN.) DALAM PENYEDIAAN OBAT HERBAL. Dan Lingkungan, 53.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H