Menurut Daniel Webster (2001: 1), konflik dapat diarahkan ke arah baik atau buruk. Konflik itu sendiri mungkin diharapkan untuk mengarah pada hal yang positif, meskipun arah konflik tersebut dapat bersifat destruktif.Â
Lebih mudah untuk mengartikulasikan aspek-aspek negatif dari sebuah konflik dari pada hal positifnya. Berikut ini adalah aspek-aspek positif konflik, ada empat aspek positif dari konflik, yaitu:Â
1. Meningkatkan KepercayaanÂ
Konflik dapat membangun kepercayaan. Dengan konflik orang-orang yang dapat mengidentifikasi diri mereka sendiri terlepas dari perbedaan yang ada, serta orang-orang yang dapat memproses perbedaan-perbedaan itu akan bisa menjalin hubungan diantara semua pihak, mereka akan merasa bahwa hubungan mereka lebih aman daripada orang-orang yang tidak terlibat dalam hal tersebut.Â
 2. Tumbuhnya Tali Persaudaraan
Aspek penting dari konflik adalah kemampuan untuk memberi dan menerima umpan balik yang jujur. Toleransi nyata dapat terjadi ketika kedua belah pihak saling terbuka dan menerima perbedaan yang ada pada mereka daripada hanya memperkuat perbedaan mereka.Â
3. Meningkatnya harga diri.Â
Anggota masyarakat dapat mempertahankan harga dirinya karena berbagai alasan salah satunya adalah dengan cara mengelola konflik secara efektif. Mereka tahu bahwa hubungan mereka cukup kuat untuk menopang konflik. Anggota masyarakat menerima hal-hal yang berharga dalam penyelesaian konflik.Â
 4. Solusi KreatifÂ
Penyelarasan konflik yang produktif dapat dilihat sebagai proses pemecahan masalah yang terintegrasi. Solusi kreatif yang dapat memberikan kebutuhan dan kepuasan kepada kedua belah pihak dinilai sangat positif, pemecahan masalah tersebut disebut dengan penyelesaian "menang-menang", dapat menjadi jalan keluar dari memecahkan konflik. Kebalikan dari penyelesaian "menang-menang" adalah penyelesaian "kalah-kalah" yang dari semua pihak tidak ada yang diuntungkan.
Sealin dampak positif dari konflik menurut Soerjono Soekanto, akibat negatif dari konflik sosial adalah sebagai berikut:Â