Mohon tunggu...
Najat Safirul islam
Najat Safirul islam Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa STIDDI Al Hikmah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tukang Rujak Misterius

3 Maret 2023   16:35 Diperbarui: 3 Maret 2023   16:37 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi es balok. Foto: ice-blocks.com via Grid.id

Gilang mengumpulkan semua orang yang terlibat dan berkata,"Saya sudah menemukan pelakunya",Tukang rujak terdiam."Pelakunya adalah Tukang rujak",lanjutnya.Tukang rujak membantah itu dan menjelaskan bahwa tidak mungkin ia membunuh anak itu sedangkan anak itu hampir sama berat badanya dengan dia,tidak mungkin bisa mengangkat badan anak itu sendirian,tegasnya.

Gilang menjelaskan dengan santai,"Ya,memang betul anda tidak mungkin bisa mengankat anak itu sendirian,tapi dengan kejadian tendagan Ardi yang memecahkan kaca dagangan anda,anda bisa menjadikanya alasan untuk Ardi agar Ardi membantu anda.Ardi yang merasa bersalah atas perbuatanya pasti menuruti perintah anda!",jelas sang detektif.Tukang rujak terkejut dengan penjelasan Gilang.

Gilang yang sangat paham dengan rekasi Tukang rujak langsung membentak,"Ayo jujur!".Tukang rujak bergetar,Gilang memanfaatkan peluang itu dan melanjutkan,"Air becekan yang tepat dibawah kaki Ardi adalah air dari hasil pencairan balok es untuk membekukan rujak dagangan anda,dan anda memanfaatkan keadaan itu untuk memerintahkan Ardi mengambil buah yang berada di atas lemari dengan menginjak balok es itu,lalu anda mengaitkan tambang kepada leher Ardi yang sudah anda siapkan.Lalu anda menggeser balok es itu.Sejam kemudian balok es itu mencair".Tukang rujak tediam,senyumnya tipis dan dingin.

Detektif langsung memerintahkan Polisi memborgol tangan Tukang rujak itu dan membawanya ke Kantor Polisi.Tukang rujak tersenyum dan berkata kepada Gilang,"Kerja bagus detektif".Senyuman yang menggetarkan warga yang sedang menyaksikan kejadian itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun