"Ishh..gak bisa deh mandi hujan"rengekku kembali dengan ekspresi yang sangat kesal,namun sebuah jemari menghampiri pundak mungil ini dengan alunan suara yang lembut.
"Ya udah lain kali aja ya,kak"tentu saja itu suara ibuku yang tengah memperlihatkan senyuman kemenangannya.
"Tapi kan kakak pengennya sekarang"bantahku lagi.
"Mendingan kita lihat pelangi aja!"ajaknya,aku masih tetap cemberut dan menolak tawarannya.Â
Tetapi ia langsung menarik jemariku dan mengahadapkan wajah ini kearah langit yang dihiasi oleh pemandangan warna warni yang sangat indah.
"Mama,pelanginya cantik"ucapku kegirangan.
"Udah gak ngambek lagi?"
Aku hanya mengangguk saja lalu kembali menatap pelangi itu yang nantinya bakal kujadikan sebuah momentum yang akan terabadikan dihidupku,lagipula memang pada masa itu belum ada handphone canggih selain merek nokia yang sama sekali tidak mempunyai kamera.
"Makasih ya mama udah nunjukin kakak pemandangan yang indah"aku memeluknya.
Kini setelah peristiwa itu bukanlah lagi rintihan hujan yang selalu kutunggu kehadirannya melainkan keindahan tersendiri yang akan muncul setelah hujan berhenti menumpahkan embunnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H