Mohon tunggu...
Najamuddin
Najamuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahzab Fiksi, Suara Dari Timur, mencintai Yang Lain.

Forum Intelektual Komunikasi Penyiaran Islam (FIKSI).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alineasi Tubuh Perempuan

26 Desember 2021   16:44 Diperbarui: 26 Desember 2021   17:19 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Memiliki tubuh yang ideal merupkan impian setiap wanita, dan itu membuat kami sebagai wanita tampil pede di depan umum. " Ucap Elea di awal pertemuanku di sore itu.

Aku dan Elea sudah janjian dua hari yang lalu, Elea mahasiswi Jurusan Farmasi S2 di salah satu kampus ternama di Makassar. Sudah lama kami berdua saling kenal dan berteman. Di salah satu warkop yang sudah kami sepakti untuk bersua, Elea bercerita tentang keinginannya untuk memiliki tubuh yang ideal.

Sebagai lelaki tentunya siap dongg untuk menjadi pendengar yang baik. Nalar teori-teori sosial yang selama ini saya baca ingin ku ungkapkan sebagai bahan dialog dengan Elea.

Gelombang modernisasi tengah menghampas kehidupan manusia saat ini. Berbagai tawaran produk kecantikan, ketampanan, dan gaya hidup mewah di pertontonkan di berbagai media sosial. Dimanpun dan kapanpun iklan bisa kita jumpai, bahkan tubuh yang ideal pun mulai diberi standar.

Oeee....saya panggil Elea yang sedang asik memainkan telepon genggamnya.
iyee, kenapaki,,, kata Elea sambil terseyum.
Mu kenal Karl Marx.... Tanyaku
Edddd Siapa itu kah....? Seru Elea sambil mengerutkan dahinya.
kalau begitu saya akan bercerita tentang orang itu, ucapku sambil kubuka tasku dan mengambil sebuah buku.
cerita maki pale,,,pinta Elea.

Abad 19, Eropa dihantui dengan hadirnya seorang tokoh yang bernama karl marx ( 1818-1883). Di kalangan aktivis, siapa yang tidak kenal sosok Marx, dengan pikiran-pikiran dialektika materialisnya, Marx mengingatkan kita untuk memperhatikan dan memperjuangkan kondisi materi manusia.

Meskipun impian untuk mengahapuskan kelas-kelas sosial belum berhasil, namun pikiran-pikiran Marx sampai saat ini masih dijadikan pijakan dan referensi dalam membedah kondisi sosial. Salah satu teori Karl Marx  yang terkenal yaitu tentang konsep alineasi.

Alineasi dalam konsepsi Karl Marx untuk menyatakan pengaruh produksi kapitalis terhadap masyarakat. Para buruh bekerja untuk kapitalis yang memberi mereka upah demi penyambung hidup para buruh. Buruh bekerja berdasarkan ide-ide yang di perintahkan oleh si majikan. 

Bahkan para buruh nantinya akan teralineasi sesama pekerja karna masing-masing buruh sudah mendapat pekerjaan dari pemilik perusahaan. Lebih parahnya lagi produk yang mereka buat sendiri akan menjadi milik perusaahan, kalaupun buruh menginginkan produk tersebut mereka harus membayar sesuai harga yang dipasarkan. Inilah alineasi yang dimaksud oleh karl marx.

Lantas apa hubungannya dengan aku.....??? Celoteh Elea, bola matanya melihatku dan terpaku memandangku. Kulanjutakan ceritaku, sesekali menyeruput segelas kopi susu yang datang disaat aku serius bercerita tentang alineasi Marx.

Keinginan perempuan untuk memiliki tubuh yang ideal hanyalah sebuah mitos yang diprakarsai oleh raksasa kapitalis. Situasi seperti itu begitu menggelisahkan bagi perempuan, jangan berharap kemerdekaan perempuan atas dominasi laki-laki terjadi jika eksistensi perempuan diakui ketika bibirnya merah karna lipstik dan wajahnya cerah karna skin care. Kondisi inilah perempuan akan menjadi tersurbordinasi dan teralineasi pada tubuhnya sendiri. 

Mengenali diri bukan ketika tampil sexi dan memiliki tubuh ideal, tapi mengenali diri ketika kita mampu bercermin tapi tidak bersolek didepan bayanganmu.

Terdapat proses-proses produksi ketika perempuan menginginkan tubuh ideal. Ketika tubuh ideal sudah sesuai yang di contohkan dari berbagai produk kecantikan tubuh maka yang menikmati hasil produksi tubuh ideal perempuan pun bukan hanya si pemilik tubuh tapi tubuh yang lain pun ikut menikmatinya. Tubuh ideal perempuan akan menjadi objek bagi tubuh yang lain. Pada kondisi ini lagi-lagi tubuh perempuan pun merasa terasing pada tubuhnya sendiri.

Apakah tubuh perempuan yang mengnginkan tubuh ideal itu? ataukah permintaan tampil modern dan paksaan kondisi sosial seperti yang dicontohkan di iklan-iklan? apakah kebebasan seperti itu yang di inginkan perempuan? Bebas memilih bentuk tubuh dan gaya sexi? Mari sama-sama kita berkontempelasi.

Karl Marx lalu menganggap alineasi akan diakhiri melalui penghapusan hak milik dan perebutan mesin-mesin produksi oleh kaum buruh, dan itulah revolusi. Apakah mesin-mesin produksi kecantikan harus direbut dan melakukan penghapusan hak milik demi tercapainya kebebasan perempuan? Saya pikir tidak semudah itu, revolusi bagi perempuan tidak akan terjadi kalau pikiran-pikiran tubuh ideal masih menghantui nalar-nalar kritisnya.

Menjadi diri sendiri, juga sudah pernah di ingatkan oleh salah tokoh eksistensialis dari Perancis Juan Paul Sarte. Menginginkan tubuh yang ideal karna disibukkan oleh komentar-komentar orang lain, tidak pede tampil didepan umum karna dibilang gendut oleh orang lain, dan akhirnya kehidupan, penampilan, bahkan tubuh yang ideal terkungkung karna komentar orang lain. Di situlah berlaku jargon bahwa orang lain itu adalah neraka.    

Tubuh perempuan harus dibebaskan, dan sadar akan dirinya sendiri, sadar akan dirinya bisa menjadi subjek dalam aktivitas sosial, dengan subjek inilah perempuan akan memiliki eksistensinya yaitu kebebasan. Inilah salah satu revolusi bagi perempuan dari objek menjadi subjek.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun