Mohon tunggu...
Najah Muchsin Sanin
Najah Muchsin Sanin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sebagai seorang mahasiswi yang penuh semangat dan berjiwa kreatif, saya menemukan kebahagiaan dan pemenuhan diri dalam dunia menulis. Saya sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri. Meskipun dunia akademis memiliki tantangan dan tuntutan yang tinggi, saya selalu menemukan waktu untuk mengembangkan softskill maupun hardskill saya, salah satunya dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Dari Permainan Menjadi Pengetahuan: Rahasia Emo-demo dalam Cegah Stunting di Desa Petungsewu, Wagir Malang

16 September 2024   10:06 Diperbarui: 16 September 2024   10:35 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stunting masih menjadi momok yang mengintai perkembangan anak-anak Indonesia, terutama di daerah pedesaan yang minim akses terhadap layanan kesehatan. Salah satu desa yang cukup merasakan dampaknya adalah Desa Petungsewu di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. 

Berdasarkan data 2019, prevalensi stunting di daerah ini mencapai 40,7%. Angka ini terbilang mengkhawatirkan, mengingat efek jangka panjang yang ditimbulkan stunting terhadap anak-anak. Namun, siapa sangka, solusi untuk mengatasi masalah serius ini justru bisa seceria bermain game yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan---yakni lewat permainan edukatif. Teknik Emotional Demonstration (Emo-Demo) adalah pendekatan unik yang digunakan untuk memperkenalkan pencegahan stunting untuk mengatasi masalah stunting di desa ini. Yuk, kita lihat bagaimana metode ini bisa bekerja! 

Apa Itu Stunting, dan Kenapa Kita Harus Peduli?

Pencegahan Stunting di desa Petungsewu, Wagir
Pencegahan Stunting di desa Petungsewu, Wagir

Stunting bukanlah istilah yang asing, tetapi masih banyak yang belum memahami dampak seriusnya. Stunting terjadi ketika anak mengalami kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama, sehingga menghambat pertumbuhan fisiknya. Anak-anak yang stunting cenderung memiliki tinggi badan di bawah rata-rata anak seusianya. 

Namun, masalah ini bukan hanya soal tinggi badan. Stunting juga berpengaruh pada perkembangan otak dan kemampuan belajar anak. Jika tidak ditangani sejak dini, stunting dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan, seperti berkurangnya produktivitas dan risiko penyakit kronis.

Melalui teknik Emo-Demo, sebuah pendekatan yang menggabungkan edukasi berbasis emosi dan demonstrasi praktis, ada harapan untuk mengatasi masalah ini. Pendekatan ini bukan hanya efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting, tetapi juga dilakukan dengan cara yang asyik dan tidak membosankan.

Apa Itu Emo-Demo?

Teknik Emo-Demo dalam Pencegahan Stunting
Teknik Emo-Demo dalam Pencegahan Stunting
Emo-Demo, atau Emotional Demonstration, merupakan pendekatan edukasi yang dirancang untuk menyentuh emosi peserta sambil memberikan demonstrasi praktis yang relevan. Kombinasi ini menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan bermakna, karena peserta tidak hanya mendengarkan informasi tetapi juga terlibat secara emosional. Konsep dasarnya adalah membuat peserta terhubung secara emosional dengan materi yang disampaikan, sehingga mereka lebih mudah mengingat dan mempraktikkan apa yang telah dipelajari.

Dalam konteks pencegahan stunting, Emo-Demo bukan sekadar penyuluhan biasa. Ibu-ibu di Desa Petungsewu tidak hanya diberi edukasi tentang pentingnya gizi dan perawatan anak, tetapi mereka diajak untuk bermain sambil belajar. Metode ini dirancang agar peserta dapat lebih memahami isu stunting melalui aktivitas yang menyenangkan dan interaktif.

Permainan: Cara Kreatif untuk Belajar

Salah satu alasan mengapa metode Emo-Demo sangat efektif adalah karena pendekatannya yang menggunakan permainan edukatif. Di Desa Petungsewu, tim penyuluh memilih tiga permainan dari total 12 permainan yang umumnya digunakan dalam Emo-Demo. Permainan ini dipilih dengan pertimbangan waktu serta kebutuhan masyarakat setempat. Masing-masing permainan dirancang untuk menyampaikan pesan yang jelas dan menggugah kesadaran ibu-ibu tentang pentingnya pencegahan stunting.

1. Cemilan Sembarangan

Permainan pertama yang diperkenalkan adalah "Cemilan Sembarangan." Dalam permainan ini, ibu-ibu di Desa Petungsewu diajak untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang mereka berikan kepada anak-anak mereka. Cemilan yang tidak sehat, seperti makanan ringan yang tinggi gula atau garam, sering kali menjadi penyebab masalah gizi buruk. Dalam permainan ini, ibu-ibu diberikan berbagai jenis cemilan dan harus memilih mana yang baik dan mana yang sebaiknya dihindari.

Praktek Permainan Cemilan Sembarangan
Praktek Permainan Cemilan Sembarangan
Dengan menggunakan alat peraga sederhana seperti gelas plastik dan bola warna-warni, ibu-ibu diajak untuk memvisualisasikan dampak dari memilih makanan yang tidak sehat. Gelas plastik mewakili tubuh anak, dan bola warna-warni mewakili nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Semakin banyak bola berwarna cerah yang masuk ke dalam gelas, semakin baik asupan gizi yang diterima anak. Sebaliknya, jika bola berwarna gelap yang mendominasi, ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih banyak mengonsumsi makanan tidak sehat.

Permainan ini tidak hanya edukatif, tetapi juga menyenangkan. Para ibu merasakan langsung bagaimana sulitnya membuat pilihan yang tepat dalam situasi nyata, sehingga mereka lebih memahami dampak jangka panjang dari kebiasaan memberi cemilan yang kurang sehat.

2. Membayangkan Masa Depan

Permainan kedua, "Membayangkan Masa Depan," benar-benar memanfaatkan aspek emosional dari teknik Emo-Demo. Dalam permainan ini, ibu-ibu diajak untuk membayangkan masa depan anak-anak mereka. Dengan menggunakan kartu cita-cita dan tali rafia sebagai alat peraga, ibu-ibu diminta untuk memvisualisasikan apa yang mereka inginkan bagi anak-anak mereka di masa depan.

Praktek Permainan Membayangkan Masa Depan
Praktek Permainan Membayangkan Masa Depan

Kartu cita-cita berisi berbagai profesi atau mimpi yang mungkin dimiliki oleh anak-anak, seperti dokter, guru, atau pengusaha. Setiap ibu memilih kartu yang paling sesuai dengan harapan mereka terhadap anak-anaknya. Setelah itu, mereka diminta untuk menghubungkan kartu tersebut dengan tali rapia, yang mewakili perjalanan hidup anak. Di sepanjang perjalanan ini, ibu-ibu diajak untuk memikirkan apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, salah satunya adalah memastikan anak tumbuh sehat dan terhindar dari stunting.

Permainan ini sangat menggugah emosi para ibu. Mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa peran mereka sangat besar dalam menentukan masa depan anak-anak mereka. Dengan visualisasi ini, ibu-ibu semakin sadar bahwa gizi yang tepat dan perawatan yang baik sejak dini sangat penting untuk mewujudkan masa depan yang cerah bagi anak-anak mereka.

3. Menyusun Balok

Permainan ketiga adalah "Menyusun Balok." Pada pandangan pertama, permainan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi pesan yang disampaikan sangat kuat. Dalam permainan ini, ibu-ibu diberikan balok-balok kecil yang harus mereka susun menjadi menara. Setiap balok mewakili langkah kecil yang mereka ambil dalam memberikan asupan gizi dan perhatian kepada anak-anak mereka.

Praktek Permainan Menyusun Balok
Praktek Permainan Menyusun Balok

Permainan ini mengajarkan bahwa setiap langkah kecil yang diambil dalam merawat anak, seperti memberikan ASI eksklusif, menjaga kebersihan, serta memberikan makanan bergizi, memiliki dampak besar pada perkembangan anak secara keseluruhan. Sama seperti menyusun balok, jika ada satu balok yang hilang atau salah tempat, menara bisa runtuh. Ini menggambarkan betapa pentingnya konsistensi dalam menjaga kesehatan anak.

Permainan ini juga mendorong ibu-ibu untuk lebih kreatif dalam mencari solusi bagi masalah gizi dan kesehatan anak mereka. Mereka menyadari bahwa tugas mereka sebagai orang tua adalah membangun fondasi yang kuat bagi masa depan anak-anak, dan hal ini harus dimulai sejak dini.

Hasil yang Menggembirakan

Setelah mengikuti serangkaian permainan edukatif ini, dampak positif pun mulai terlihat. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu-ibu tentang pencegahan stunting mengalami peningkatan yang signifikan. Mereka menjadi lebih sadar akan pentingnya memberikan makanan yang sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Selain itu, mereka juga lebih paham tentang pentingnya peran Posyandu dalam memantau tumbuh kembang anak.

Dokumentasi Bersama
Dokumentasi Bersama

Pendekatan emosional yang digunakan dalam Emo-Demo benar-benar berhasil menggugah perasaan para ibu. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga merasakan secara langsung tanggung jawab besar yang mereka emban dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka. Para ibu menjadi lebih terlibat secara aktif dalam menjaga kesehatan keluarga dan mulai menerapkan perubahan-perubahan kecil yang berdampak besar.

Edukasi Bisa Menyenangkan

Teknik Emo-Demo di Desa Petungsewu membuktikan bahwa edukasi tidak selalu harus kaku dan membosankan. Dengan menggabungkan pendekatan emosional dan permainan edukatif, edukasi kesehatan bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Para ibu di Desa Petungsewu tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga termotivasi untuk melakukan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.

Permainan yang sederhana, seperti memilih cemilan sehat atau menyusun balok, ternyata memiliki dampak besar dalam menyadarkan masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting. Melalui pendekatan ini, harapannya adalah bahwa angka stunting di desa ini bisa terus menurun, dan anak-anak di Desa Petungsewu bisa tumbuh sehat serta memiliki masa depan yang cerah.

Dari permainan menjadi pengetahuan---itulah kekuatan Emo-Demo. Metode ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mengatasi masalah stunting dengan cara yang kreatif, efektif, dan tentu saja, menyenangkan. Semoga metode ini bisa terus dikembangkan dan diterapkan di berbagai tempat untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun