Mohon tunggu...
Naja Hara
Naja Hara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Suska Riau

Artikel mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenali Penyebab Cadel sebagai Gangguan Berbahasa pada Anak

19 Desember 2022   17:48 Diperbarui: 19 Desember 2022   17:55 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenali Penyebab Cadel

Anak menjadi cadel bisa disebabkan oleh faktor lingkungannya. Anak memiliki kecendrungan untuk meniru sesuatu apa yang ia lihat maupun yang ia dengar dari sekitarnya. Kebiasaan orang tua yang sengaja mengucapkan kata-kata cadel akan ditiru oleh sang anak. Misalnya kita lihat contoh di sekitar terdapat banyak orang tua yang mengatakan "Nak, mau mamam?", mereka juga sering mengganti kata-kata "bola" dengan "boya", "pergi" dengan "pegi", "rumah" dengan "lumah" dan lain-lain. 

Kebanyakan dari mereka  hal tersebut dianggap lucu dan menggemaskan. Padahal pola asuh semacam itu bisa mengakibatkan sang anak menjadi cadel karena ia terbiasa untuk meniru yang ia dengar, maka peran orang tua sangat diperlukan. Orang tua seharusnya membenarkan kata-kata yang cadel sang anak buka malah mengikuti gaya bicaranya yang cadel.

Faktor psikologi yang menyebabkan anak menjadi cadel bisa juga berkaitan dengan faktor lingkungannya. Misalnya seperti sang anak yang merasa terabaikan akibat kehadiran adik baru. Ia akan  berusaha meminta perhatian dari orang tua dengan berbicara cadel, atau ia meniru kecadelan adiknya agar perhatian orang tuanya tidak teralihkan. Jika kebiasaan semacam ini terus dibiarkan anak akan membawa cadel hingga dewasa. Tontonan televisi juga akan mempengaruhi sang anak dalam perkembangan bicaranya. Anak bisa saja mengikuti gaya bicara apa yang ia tonton. 

Untuk itu sebaiknya orang tua harus terus mendorong anaknya agar cadel bisa berhenti, hal itu dapat dilakukan dengan cara membenarkan plesetan fonem-fonem yang dilakukan sang anak. Meskipun cadel tidak akan langsung hilang begitu saja, tetapi jika stimulus dilakukan terus menerus maka cadel sang anak dapat berkurang dari hari ke hari.

Selain itu penyebab anak menjadi cadel bisa karena faktor kesehatan dari dalam dirinya. Misalnya sang anak memiliki kelainan fisiologis seperti gangguan pada otak, kelainan pendengaran, dan kelainan pembentukan langit-langit mulut. Akan tetapi faktor fisiologis anak menjadi cadel ini cendrung dapat diatasi tergantung apakah kategori penyakitnya ringan atau berat. Jika termasuk kedalam kategori berat bisa saja cadel akan menetap pada sang anak. Sedangkan jika penyakitnya termasuk dalam kategori ringan cadel tersebut tidak menetap.

Pada anak usia pra sekolah sebenarnya anak sudah mampu mengucapkan seluruh konsonan dengan bener karena otot-otot lidah mulai matang ketika anak menginjak usia 3-5 tahun. Namun perkembangan setiap anak pastinya berbeda-beda. Ada perkembangannya cepat, ada juga yang perkembangannya lambat. Kita juga tidak dapat mendeteksi secara pasti apakah cadel pada usia anak 3-5 tahun akan berlanjut atau tidak sebab hal tersebut menyangkut sistem syaraf yang mengatur fungsi bahasa yang dinamakan dengan area broca. 

Area inilah yang akan mengatur koordinasi alat-alat vokal sedangkan area wernicke untuk pemahaman kata-kata. Jika kerusakan yang terjadi pada area wernicke dinamakan dengan sponsori aphasia yaitu kondisi di mana anak sulit untuk memahami kata-kata yang diucapkan oleh orang lain dan orang lain juga sulit memahami apa yang ia ucapkan. Sedangkan kerusakan pada area broca dinamakan dengan motor aphasiam yaitu kondisi di mana sang anak lambat berbicara dan pengucapannya tidak sempurna yang menyebabkan orang lain sulit untuk memahami kata-katanya.

Oleh karena itu pentingnya bagi orang tua untuk memperhatikan  perkembangan bahasa sang anak. Jika melihat anak masih cadel di atas usia 5 tahun kita harus segera mengatasinya dengan cara memberi dorongan. Orang tua harus terus melatih posisi bibir dan lidah sang anak untuk mengucapkan kata-kata yang belum mampu ia ucapkan, ajari ia kata yang benar dari kata yang ia ucapkan, jika dilakukan berulang-ulang maka tentunya pelafalannya akan jauh lebih baik dari sebelumnya. 

Orang tua juga harus menghindari penggunaan dot pada balita karena penggunaan dot yang terlalu sering dapat membuat anak memposisikan lidahnya ke depan yang berada di antara gigi, gunakan dot sewajarnya saja misal hanya ketika menidurkan sang anak namun segera lepaskan saat ia benar-benar terlelap. Orang tua juga dapat membawa sang anak ke ahli terapi bicara jika cedel yang terjadi terasa sangat mengganggu dan apabila cadel yang terjadi disebabkan karena faktor kesehatannya hal tersebut bisa ditangani secara medis agar segera bisa dilakukan tindakan oleh dokter.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun