Mohon tunggu...
Nais Saepulhaq
Nais Saepulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Republik Tinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panci tanpa Agama

29 Mei 2017   10:55 Diperbarui: 29 Mei 2017   11:41 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com"][/caption]

Ibukota Jakarta kembali menjadi sasaran bagi ISIS Bomber, Rabu malam lalu, dua ledakan dari bom bunuh diri di antara Halte Transjakarta dan Toilet Terminal Kampung Melayu. Lagi-lagi jenis bom yang digunakan adalah pressure cooker bomb, atau dalam istilah kita disebut dengan bom Panci. Ini mengingatkan hal serupa yang terjadi di Cicendo Bandung. Hal tersebut dikuatkan dengan penemuan serpihan logam, gotri, paku dan sebuah panci.

Bom Panci (BP) adalah sebuah bom rakitan dengan bahan baku utamanya adalah triacetone triperoxide (TATP) atau kerap pula disebut tri-cyclo acetone peroxide (TCAP). Silahkan googling info jauh tentang bahan peledak ini. TATP kali pertama ditemukan oleh Richard Wolffenstein tahun 1895. bom yang menggunakan panci sebagai tempat penyimpanannya. menjadi pertanyaan sederhana, Kenapa harus panci bukan baskom atau peralatan dapur lainnya? Berikut menurut saya beberapa alasan logis pemakaian Panci sebagai mediator

1. Unsuspected (Tidak dicurigai). Barangkali ini salahsatu bentuk trik yang bisa dilakukan oleh Bombers untuk melancarkan niatnya. Trik yang paling pertama dilakukan adalah bagaimana bom tersebut jangan sampai terpaksa diledakan sebelum tepat menemukan target. Maka bom tersebut harus dibawa menggunakan alat yang lumrah dan tidak dicurigai sebagai bom. Panci adalah pilihannya. Panci yang dijual terbuka dan bisa diakses oleh siapapun, maka akan sangat sulit pada mulanya, jika ada seseorang membawa panci dicurigai akan meledakan bom, karena dalam bayangan kita, terutama jika dibawa ibu-ibu, berarti baru belanja dan akan digunakan untuk keperluas dapur rumah tangga.

2. Low price. Harga nya yang murah adalah bisa jadi alasan kenapa panci menjadi pilihan bagi para teroris bom. Karena pelaku bom pun bukan tanpa pertimbangan untuk membuat peralatan yang dirakit semurah mungkin tetapi memiliki efek yang bisa berakibat fatal bagi targetnya.

3. Supporting explossion. ternyata alasan ketiga ini mungkin paling logis. panci memiliki sistem pengaturan tekanan uap, panas, dan katup pengaman. Ia memiliki tekanan udara tinggi sehingga mempercepat proses pemanasan. Panas tersebut memicu api ledakan dalam waktu singkat, sekitar satu menit. Maka TAPT sebagai bahan peledak yang ada didalamnya akan sangat cepat meledak dengan suhu panas yang diatur sedimikian rupa.

Ternyata BP ini tidak hanya terjadi di Indonesia, pada bulan Juli 2006 Sebuah bom panci meledak di Mumbai, India, di dalam kereta kelas eksekutif, yang menewaskan 209 orang dan 700 orang lainnya luka-luka. di Boston pada bulan April 2013 pada acara Boston Marathon, Ledakan bom tersebut mengakibatkan 2 orang tewas dan 260 orang lebih luka-luka. Bulan september 2016 bom panci telah meledak menyebabkan 29 Orang terluka di kawasan Manhattan, New York, Amerika Serikat.

Pressure cooker bomb atau Bom Panci harus kita tegaskan dan yakini sebagai fakta berikut, (1) BP bukan merupakan karya 'anak bangsa' karena keberadaanya telah ada di beberapa negara yang disinggahi oleh para teroris, (2) BP merupakan bom berbahan murah yang mungkin bisa dirakit oleh teroris manapun tetapi efeknya menjanjikan, (3) BP selalu ditargetkan kepada petugas kepolisian, karena disinyalir bahwa mereka menjadikan BP ini sebagai ajang balas dendam kepada petugas yang telah melawan teman teman seperjuangan mereka, (4) BP tidak menunjukan bahwa Agama islam sebagai agama teroris, walaupun pelaku di indonesia sesuai dengan identitasnya beragama Islam, tetapi diyakini tindakan bunuh diri ini bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri.

Dari rangkaian bom dan aksi teror di indonesia khusunya merupakan sebuah ancaman bagi banyak pihak :

1. Pemerintah Indonesia, sebagai pihak yang harus terdepan melakukan tindakan atas ancaman yang disinyalir ada kaitannya dengan terorisme internasional (ISIS, seperti pengakuannya dalam situs resmi pasca ledakan di Kmpung Melayu) untuk melakukan kerjasama dengan negara lain dalam menuntaskan kasus terorisme. Demikian pula ada kewajiban negara untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa negara ini aman dari ancaman tersebut dan memastikan bahwa tidak ada satu warga negarapun yang terlibat menjadi anggota kelompok teroris lokal maupun jaringan internasional

2. Umat Islam, Sebagai pihak yang merasa dicatut agamanya oleh kelompok garis keras yang mengatasnamakan perjuangan syariat mengadopsi tindakannya sebagai tuntutan ajaran islam. Padahal tidak ada satupun ajaran Islam yang membolehkan melakukan penganiayaan diri sendiri (Bom bunuh diri) atau membuat keresahan bagi masyarakat umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun