Mohon tunggu...
Naira Azzani Putri
Naira Azzani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Telkom University

Saya merupakan mahasiswi Telkom University jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2021. Saya terampil dalam berkomunikasi yang memiliki ketertarikan di bidang broadcasting dan konten, Saya sedang mencari kesempatan untuk menambah pengalaman organisasi serta senang untuk belajar hal baru, bersosialisasi dan memberikan dampak yang positif untuk sekitar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ormawa jadi Sarana Pemberdayaan Masyarakat bagi Attila Ibest, Mahasiswa Berprestasi Universitas Telkom

23 Mei 2024   11:20 Diperbarui: 23 Mei 2024   11:34 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orientasi hidup mayoritas generasi Z dewasa ini tak pernah jauh dari kestabilan karier dan keberlanjutan pencapaian. Cerita organisasi mahasiswa yang sepi pendaftar kala rekrutmen dibuka tidak hanya satu atau dua saja. Gen Z, begitu sapaannya, lebih banyak mendaftar magang ke perusahaan-perusahaan. Karier menjadi capaian utama alih-alih pengembangan organisasi, lebih jauh lagi pemberdayaan masyarakat.

Mahasiswa berprestasi atau mapres yang menjadi cerminan ideal mahasiswa pun lebih banyak menorehkan prestasi akademik saja, yang manfaatnya belum tentu dirasakan langsung oleh masyarakat. Mungkin, karena title-nya sebagai mahasiswa berprestasi. 

Walau begitu, tak sedikit pula mapres yang mendedikasikan dirinya pada pencapaian-pencapaian yang membumi, yakni pemberdayaan masyarakat. M. Attila Ibest Moeslim J. Diko lah salah satunya. Mahasiswa berprestasi dari Universitas Telkom ini aktif di organisasi kemahasiswaan dan telah banyak berkontribusi pada keberlangsungan pemberdayaan masyarakat.

Melalui kepiawaiannya di bidang marketing, mapres yang akrab disapa Ibest ini memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat blok ransel desa Margahayu Tengah Kabupaten Bandung terkait pentingnya digital marketing. Blok ransel merupakan kawasan sentra industri pembuatan tas atau ransel di Jawa Barat, sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pengrajin dan penjual ransel.

Kita ketahui, gempuran pandemi kala 2020 lalu telah berimbas pada banyak gulung tikarnya kegiatan UKM atau UMKM di Indonesia. Pandemi mempercepat proses digitalisasi di Indonesia. Semua kegiatan di berbagai sektor atau bidang beralih dan berselancar di platform digital termasuk industri, kalau tidak beradaptasi, jangan heran jika usaha itu bangkrut. Karenanya, kemampuan digital menjadi penting dewasa ini.

Untuk itulah, Ibest bersama timnya dengan semangat gencar mensosialisasikan pentingnya digital marketing bagi keberlanjutan usaha pengrajin ransel melalui pengadaan seminar pada Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) yang sekarang dikenal dengan Program Ormawa Membangun Negeri (POMN). Dalam kesempatan itu, Ibest membagikan tips creative marketing pembuatan konten bagi pengrajin blok ransel untuk menggaet khalayak.

Tak hanya itu, Ibest juga memberikan inovasi yang krusial bagi sebuah kegiatan usaha di era gempuran teknologi saat ini, yaitu website. Laman blokransel.com menjadi bukti bagaimana pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Ibest dan tim telah membantu pengrajin blok ransel untuk memaksimalkan potensi dan memperoleh jangkauan pasar yang baru. Langkah ini telah berhasil menaikkan angka penjualan para pengrajin di Margahayu Tengah tersebut.

 Sumber: Dokumentasi penu
 Sumber: Dokumentasi penu

Kebermanfaatan tersebut sepertinya menjadi pencapaian tersendiri bagi Ibest yang sedari kecil dididik oleh almarhum ayahnya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Ayahnya sering berpesan pada Ibest bahwa, "alasan ayah menjadi seorang pendidik agar kita selalu memberikan makna dan manfaat untuk orang-orang di sekitar kita, dan amal itu akan terus berjalan bahkan ketika kita telah tiada," ucap Sang mendiang.

Ayah Ibest merupakan seorang dosen, yang dengannya Ibest kecil tumbuh menjadi pria dengan visi seorang pendidik. Tri dharma perguruan tinggi yakni penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat menjadi salah satu landasan pribadinya. Tak heran, sejak sekolah, pria kelahiran Luwuk Sulawesi Tengah ini begitu menjunjung pendidikan, membaca menjadi aktivitas yang sering ia lakukan di kala luang.

Pembelajaran yang didapatkan kemudian diimplementasikan dalam kehidupan organisasi, misalnya pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Negeri 2 Luwuk. Kala pandemi, adaptasi digital memegang peranan krusial. Ibest melakukan transformasi digital berupa pengadaan akun OSIS di Instagram, pengadaan lomba digital, serta pelayanan berbasis online serta kewirausahaan digital sehingga OSIS mampu beradaptasi.

Tak hanya sampai di situ, puncak prestasi yang dicapainya dari keaktifan berorganisasi yang ditekuninya adalah saat ia menjadi perwakilan OSIS Sulawesi Tengah yang diundang oleh  Universitas Indonesia sebagai salah satu dari 100 Ketua Osis Terbaik di Indonesia.

Dari pengalaman organisasi di sekolahnya tersebut, Ibest remaja merasa bahwa dedikasinya di lingkup organisasi saja tidaklah cukup. Ia kemudian mengikuti audisi Pemilihan Duta GenRe tingkat Kabupaten Banggai setelah lulus SMA pada tahun 2021 dan terpilih menjadi Juara 3 Duta GenRe Putra. Semasa menjadi duta, Ibest aktif melakukan sosialisasi pembinaan pada remaja.

Sepeninggal ayahnya, Ibest mengalami keterbatasan finansial. Namun, itu tidak menjadi alasan ia berhenti menebar kebermanfaatan. Sejak masa sekolah hingga perguruan tinggi kini, kepeduliannya terhadap masyarakat seakan tak pernah terputus. Bahkan, kesibukannya selaku mahasiswa yang menyambi bekerja sebagai General Manager di La Neira Coffee Bandung pun tak mengindahkannya untuk tetap membantu masyarakat.

Disela-sela kesibukannya itu, Ibest mengambil program magang secara sukarela di Merajut Asa Kita, sebuah industri rajut dan kampung wisata di Binong jati yang melibatkan para Difabel dan pengidap serta penyintas Gangguan Kejiwaan. Melalui perannya pada proses operasional wisata dan public relations, Ibest berkeinginan membantu mematahkan stigma negatif terhadap mereka, bahwasannya mereka bisa bermanfaat bagi orang lain.

Selain pesan yang sering dilontarkan oleh almarhum ayahnya itu, Ibest pribadi merasa bahwa kepekaaan sosial haruslah terus dijaga. Menurutnya, rasa kemanusiaan kita pada sesama tidak boleh luput dari pandangan kita. Karenanya, Ibest tiada henti memberikan manfaatnya kepada masyarakat. Sekecil apapun kontribusi yang ia berikan, ia berharap bahwa apa yang telah diabdikannya dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan.

Baginya, keterbatasan finansial bukanlah penghalang bagi kita untuk menutup mata dan tidak menghiraukan orang lain. "Banyak cara untuk mengubah wajah tanpa mengubah jati diri, banyak pula cara mengubah keterbatasan menjadi kesempatan yang lebih baik," tutur Ibest sembari menyimpulkan bibirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun