Orientasi hidup mayoritas generasi Z dewasa ini tak pernah jauh dari kestabilan karier dan keberlanjutan pencapaian. Cerita organisasi mahasiswa yang sepi pendaftar kala rekrutmen dibuka tidak hanya satu atau dua saja. Gen Z, begitu sapaannya, lebih banyak mendaftar magang ke perusahaan-perusahaan. Karier menjadi capaian utama alih-alih pengembangan organisasi, lebih jauh lagi pemberdayaan masyarakat.
Mahasiswa berprestasi atau mapres yang menjadi cerminan ideal mahasiswa pun lebih banyak menorehkan prestasi akademik saja, yang manfaatnya belum tentu dirasakan langsung oleh masyarakat. Mungkin, karena title-nya sebagai mahasiswa berprestasi.Â
Walau begitu, tak sedikit pula mapres yang mendedikasikan dirinya pada pencapaian-pencapaian yang membumi, yakni pemberdayaan masyarakat. M. Attila Ibest Moeslim J. Diko lah salah satunya. Mahasiswa berprestasi dari Universitas Telkom ini aktif di organisasi kemahasiswaan dan telah banyak berkontribusi pada keberlangsungan pemberdayaan masyarakat.
Melalui kepiawaiannya di bidang marketing, mapres yang akrab disapa Ibest ini memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat blok ransel desa Margahayu Tengah Kabupaten Bandung terkait pentingnya digital marketing. Blok ransel merupakan kawasan sentra industri pembuatan tas atau ransel di Jawa Barat, sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pengrajin dan penjual ransel.
Kita ketahui, gempuran pandemi kala 2020 lalu telah berimbas pada banyak gulung tikarnya kegiatan UKM atau UMKM di Indonesia. Pandemi mempercepat proses digitalisasi di Indonesia. Semua kegiatan di berbagai sektor atau bidang beralih dan berselancar di platform digital termasuk industri, kalau tidak beradaptasi, jangan heran jika usaha itu bangkrut. Karenanya, kemampuan digital menjadi penting dewasa ini.
Untuk itulah, Ibest bersama timnya dengan semangat gencar mensosialisasikan pentingnya digital marketing bagi keberlanjutan usaha pengrajin ransel melalui pengadaan seminar pada Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) yang sekarang dikenal dengan Program Ormawa Membangun Negeri (POMN). Dalam kesempatan itu, Ibest membagikan tips creative marketing pembuatan konten bagi pengrajin blok ransel untuk menggaet khalayak.
Tak hanya itu, Ibest juga memberikan inovasi yang krusial bagi sebuah kegiatan usaha di era gempuran teknologi saat ini, yaitu website. Laman blokransel.com menjadi bukti bagaimana pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Ibest dan tim telah membantu pengrajin blok ransel untuk memaksimalkan potensi dan memperoleh jangkauan pasar yang baru. Langkah ini telah berhasil menaikkan angka penjualan para pengrajin di Margahayu Tengah tersebut.
Kebermanfaatan tersebut sepertinya menjadi pencapaian tersendiri bagi Ibest yang sedari kecil dididik oleh almarhum ayahnya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Ayahnya sering berpesan pada Ibest bahwa, "alasan ayah menjadi seorang pendidik agar kita selalu memberikan makna dan manfaat untuk orang-orang di sekitar kita, dan amal itu akan terus berjalan bahkan ketika kita telah tiada," ucap Sang mendiang.
Ayah Ibest merupakan seorang dosen, yang dengannya Ibest kecil tumbuh menjadi pria dengan visi seorang pendidik. Tri dharma perguruan tinggi yakni penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat menjadi salah satu landasan pribadinya. Tak heran, sejak sekolah, pria kelahiran Luwuk Sulawesi Tengah ini begitu menjunjung pendidikan, membaca menjadi aktivitas yang sering ia lakukan di kala luang.