Tes sederhana
Awal november, secara tak sengaja saya membaca sebuah artikel yang membahas bagaimana cara menyeleksi dan memilih makanan. Salah satunya yaitu melakukan tes sendiri dengan alat yang dinamakan test kit, alat pengetes boraks, formalin dan zat pewarna tekstil, dengan cara penggunaan yang mudah antara 40-50 kali pemakaian. Alat ini dijual di toko bahan kimia, apotik dan melalui situs online, harganya berkisar antara 200-400 ribu (kalo melihat harganya, sepertinya tak sesuai dengan kantong saya, hehe.. :D ).
Namun untuk tes boraks, ada alternatif lain yang lebih sederhana dan ekonomis yaitu dengan menggunakan kertas kunyit yang murah dan mudah membuatnya.
Saya tertarik dan kemudian coba mempraktekkannya.
Caranya:
~ Siapkan potongan kertas saring, kunyit dan parutan.
~ Parut kunir. Peras dan ambil airnya.
~ Rendam kertas saring dalam air kunyit, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, jangan dijemur di bawah sinar matahari agar zat antioksidan pada kunyit (curcuma) yang berfungsi sebagai zat aktif indikator tidak rusak. Setelah kering, kertas kunyit siap digunakan.
Tes permulaan : bleng/boraks dilarutkan dengan sedikit air dalam wadah bening, masukkan kertas kunyit dan diamkan sebentar. Secara perlahan, kertas kunyit akan berubah warna, dari kuning menjadi merah kecoklatan. Warna merah inilah yang menjadi indikator adanya boraks.
Selanjutnya, menggunakan sampel makanan. Saya memakai tahu, kerupuk dan sosis (jajanan anak seharga lima ratus rupiah). Tiap sampel saya tumbuk/hancurkan satu per satu hingga halus dan ditambah sedikit air, diletakkan pada wadah yang berbeda. Kemudian potongan kertas kunyit dimasukkan dalam tiap wadah dan didiamkan beberapa menit. Hasilnya; kertas kunyit pada tahu tidak terjadi perubahan warna, sedang pada kerupuk dan sosis berubah warna menjadi merah. Bisa disimpulkan kerupuk dan sosis positif mengandung bayi, eh boraks, sedang tahu tidak alias negatif.
Ckckck.... Hmmm bahan apa lagi ya yang akan dibuat eksperimen?