Abstrak
Pemanfaatan sumber daya lokal mempunyai potensi besar guna meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satu sumber daya yang kurang dimanfaatkan merupakan biji karet, yang dikenal dengan istilah Kaloco oleh masyarakat di Kecamatan Kerjo. Kaloco dihasilkan dari perkebunan karet yang menjadi salah satu sumber penghasilan utama masyarakat setempat. Walaupun demikian, pemanfaatan Kaloco dikala ini masih terbatas akibat minimnya pemahaman mengenai metode pengolahan yang pas.
Penelitian ini bertujuan guna mengeksplorasi potensi Kaloco sebagai bahan baku makanan semacam tempe serta sayur- mayur, dan sebagai bahan dasar untuk kerajinan tangan. Sebagian inovasi produk kerajinan dari Kaloco meliputi gantungan kunci, hiasan dinding dinding, bunga, serta ornamen bingkai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kalau pengolahan serta pengembangan produk dari Kaloco dapat memberikan nilai tambah signifikan, membuka kesempatan usaha baru, serta memperkenalkan produk ke pasar yang lebih luas.
Kata kunci: Kaloco, Biji Karet, Kecamatan Kerjo, Pemanfaatan Sumber Daya Lokal, Kerajinan Tangan.
Latar Belakang
Kecamatan Kerjo merupakan sebuah wilayah yang terletak di antara Ngargoyoso, Kemuning, Mojogedang dan Karangpandan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Karanganyar (2021) Wilayah Kerjo mempunyai luas wilayah 4682,2735 ha. Wilayahnya terbagi atas 1129,8858 ha tanah sawah, 1203, 9428 ha berupa bangunan/pekarangan, 711,7385 ha berupa kebun/ tegalan, 21,5249 ha berupa padang gembala, 1,1682 ha berupa tambak/ kolam, 1395,2965 ha berupa perkebunan. Data diatas menyatakan bahwa wilayah kerjo termasuk wilayah yang cukup subur untuk mengembangkan berbagai jenis perkebunan. Dengan demikian, data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar tanah dan lahan di wilayah Kerjo digunakan untuk perkebunan, terutama perkebunan karet.
Perkebunan karet ini merupakan salah satu sumber pendapatan utama masyarakat Kecamatan Karjo. Perkebunan karet dari tanaman karet menghasilkan sumber daya "lateks", yang merupakan bahan utama dalam industri tekstil dan petrokimia. Lateks menghasilkan berbagai macam produk seperti ban mobil, pakaian, dan kabel.
Meskipun demikian, Masyarakat sering tidak memahami bahwa tanaman karet juga menghasilkan produk lain seperti biji karet yang jumlahnya tidak sedikit. Biji karet ini juga dikenal oleh Masyarakat sekitar dengan sebutan Kaloco. Alatas dkk. (2022) menemukan fakta bahwa biji karet kurang diolah dan tidak digunakan dengan baik sehingga terbuang sia-sia.
Kenyataanya Kaloco memiliki berbagai potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik hingga saat ini. Hal itu didasarkan oleh kurangnya pemahaman tentang cara yang tepat untuk mengolah Kaloco. Paling sederhana, Kaloco merupakan salah satu bahan dapat digunakan sebagai bahan baku bahan untuk membuat sayuran atau tempe (Purnomo dkk. 2023). Bahkan, di beberapa wilayah Kaloco juga dimanfaatkan untuk menciptakan kerajinan tangan yang dikombinasikan dengan bahan alami lain. Beberapa contoh kerajinan dari Kaloco termasuk gantungan kunci, dekorasi dinding, bunga, dan ornamen bingkai.
Masyarakat harusnya menyadari akan potensi besar yang dimiliki Kaloco yang mana  dalam penggunaan bahan ini menciptakan nilai tambah yang signifikan. Kerajinan dari Kaloco tidak hanya memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat setempat tetapi juga memungkinkan produk ini untuk dikenalkan ke pasar yang lebih luas, maka dari itu sangat penting untuk mengembangkan teknik pemberdayaan Kaloco dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan makanan, kerajinan dan produk dengan nilai ekonomis yang lain.
Metode Penelitian