Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara. Tujuan dilakukan penelitian untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan Kaloco di Kecamatan Kerjo. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pengrajin, petani karet, dan ahli pengolahan bahan alami, serta studi literatur yang mencakup artikel, jurnal, dan buku yang relevan. Setelah data dikumpulkan, analisis dilakukan untuk mengurangi informasi yang relevan dan merekonstruksi data untuk menghasilkan gagasan baru yang menjawab masalah penelitian. Demi ditemukannya pemahaman tentang potensi Kaloco, pendekatan intertekstualitas digunakan untuk menghubungkan literatur dan wawancara.
Pembahasan
Menurut Pedoman Kemendikbudristek No. 56/M/2022, P5 atau yang dikenal sebagai Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan sebuah kegiatan berbasis proyek yang dilakukan di sekolah dengan tujuan meningkatkan pencapaian kompetensi dan karakter yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Wardani (2024) dalam Kegiatan P5 Â yang dilakukan di SMPN 2 Kerjo mengangkat tema kearifan lokal menggunakan biji karet atau Kaloco sebagai bahan utama kerajinan yang dapat dibuat oleh para siswa. Dari kegiatan inilah tercipta berbagai berbagai macam kerajinan tangan yang dibuat oleh siswa.
Terinspirasi dari hasil karya siswa yang cukup kreatif berupa gantungan kunci berbentuk semut dan lebah. Dimana idenya cukup kreatif, namun pengerjaan siswa masih belum maksimal. Kurang rapi serta kurang kuat sehingga menurunkan nilai estetika dari kerajinan tersebut. Salah satu guru di SMPN 02 Kerjo, bernama Rena Anom Purwanti mempelajari kekurangan dan solusinya agar hasil karya tersebut layak untuk dipamerkan.
Dimulai dari langkah awal mencuci bersih Kaloco dan mensortir berdasarkan ukuran serta kekuatan cangkang. Lalu penjemuran sehingga benar-benar kering sempurna.
Jika sebelumnya kesalahan siswa adalah tidak membuatkan lubang untuk kaki-kaki semut dan hanya mengandalkan lem tembak sehingga kurang rapi, kali ini kaki-kaki dilubangi bor bermata paku dan menggunakan lem cair yang diteteskan. Kaki-kaki mengunakan kabel berwarna hitam yang dimasukkan lubang Kaloco yang dibor agar nampak rapi. Bagian Tengah diantara badan dan kepala juga dibor serta digabungkan menggunakan kabel sebagai penopang dalam badan. Â
Untuk menambah keindahan sayap lebah menggunakan kulit kepompong ulat alpukat yang berwarna emas. Kulit Kepompong dipisahkan dari enthungnya, dan dipisahkan dari lapisan-lapisannya lalu dibentuk seperti sayap, dan dilekatkan menggunakan lem tembak.