Sungguh puji hanya layak bagi – Nya saja,
Puji yang tak bisa dihitung hanya dari – Nya,
Puji yang Agung kupersembahkan untuk – Nya,
Engkau maha Terpuji,
Dari segala sifat terpuji,
Engkau tak pernah tercela,
Aib,
Kotor,
Keruh,
Apalagi hitam,
Kubiarkan pun Engkau tetap terpuji,
Kuhina Engkau tetap terpuji,
Kucintai Engkau tetap terpuji,
Apalah artinya sebuah amalan,
Tanpa engkau puji,
Semua terasa hampa bahkan nol,
Kalau engkau tak menyentuhnya,
Semua cinta menjadi suci,
Jika engkau celupkan cahya – Mu,
Semua perjuangan bagai mutiara,
Jika Engkau yang memandangnya,
Hidup menajdi ceria,
Akan hidup seterusnya,
Jika engkau mengasihi,
Menyayangi,
Merindukanku,
Alhamdulillah ...
Cinta – Mu bagai embun dipagi hari,
Sungguh sangat menyejukkan Qolbu,
Meresap terus ke nadi – nadi penantianku,
Menelusuri aliran darah semangatku,
Berjalan bersama detak jantungku,
Seakan aku hanya seorang diri,
Tak ada yang lain,
Tak ada yang kubenci,
Semua kusuka,
Kusenangi,
Alhamdulillah ...
Sentuhlah wahai Ilahi jiwa ini,
Agar tak pernah kehausan akan kebenaran,
Berikan cahya – Mu wahai Ilahi,
Agar kutak tersesat di kegelapan hidup,
Ilahi, kunanti slalu ...
Yogyakarta
03 09 2005
14.12 – 14.25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H