Mohon tunggu...
Naini Nafisyah
Naini Nafisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Kritik membangun lebih baik daripada Saran manipulatif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muslimah dan Rokok

23 Oktober 2021   20:00 Diperbarui: 23 Oktober 2021   20:14 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dari itu, perempuan muslimah dianggap seorang yang memiliki kelembutan dan penuh rasa sopan dan santun. Lalu, bagaimana jika muslimah disandingkan dengan rokok?

 Anggapan terhadap perokok laki-laki masih belum sepenuhnya diterima baik oleh masyarakat. Apalagi anggapan terhadap perempuan muslimah yang notabene-nya adalah seorang perempuan yang suci penuh kelembutan. 

Melihat seorang perempuan muslimah memiliki sebatang rokok disela jarinya akan membuat kita tercengang dan terbesit dalam hati ‘astaga, padahal dia bla bla bla..’. Hijab dugunakan untuk menutup aurat, objek tujuannya sangat jelas yakni tubuh aurat perempuan. 

Sedangkan rokok, hanyalah aksesoris dunia untuk membantu mengurangi rasa stress karena kehidupan. Hanya saja nilai sosial yang dimiliki dua benda sangat jauh berbeda dan saling berbenturan jika disandingkan. Hijab memiliki nilai sosial yang tinggi di mata masyarakat. Sedangkan rokok masih berada di kasta terendah dalam hal manfaat dan nilai sosial di mata masyarakat.

Perempuan berjilbab secara tidak langsung menjadi role model sosok wanita muslimah yang diteladani. Perilaku-nya menjadi sorotan. Hingga sederet ekspektasi yang tinggi akan sifat kesholehan, kepantasan, kepatutan akan selalu dituntut ada dalam dirinya. Jilbab yang digunakan merupakan simbol ketaatan. 

Maknanya lebih dalam dari sekedar selembar kain penutup kepala biasa. Jadi, perempuan berjilbab perlu dan harus menjaga nilai-nilai kepatutan dalam bersikap. Jangan sampai karena perbuatannya, orang kemudian menilai "jilbab" itu sendiri secara negatif.

Memakai jilbab adalah wujud ketaatan seorang hamba terhadap perintah Tuhan-nya. Bila sudah berkomitmen melaksanakan kewajiban dalam menutup aurat ini, mau tidak mau sederet konsekuensi yang tidak tertulis mengiringi perilaku seorang muslimah yang mengenakannya. 

Tidak harus sesuci nabi, tapi setidaknya langkah dan perilaku seorang perempuan yang berjilbab hendaknya sebisa mungkin diselaraskan dengan pakaian yang dikenakannya. 

Walaupun masih begitu banyak perbaikan diri di sana sini. Hal terpenting menumbuhkan dahulu kesadaran dalam diri muslimah untuk menjaga sikap dan perilakunya. Salah satunya dengan menjauhkan diri dari apa-apa yang tidak bermanfaat dan merugikan diri sendiri, seperti halnya merokok tadi.

Salah satu kodrat perempuan dalam islam adalah melahirkan atau menghasilkan keturunan. Jika seorang perempuan tidak dapat menjaga kodratnya itu, bagaimana ia bisa menyempurnakan dirinya atas agamanya. 

Tuhan memberikan perempuan alat reproduksi seperti rahim untuk perempuan jaga dan dipergunakan dengan semestinya. Perempuan yang sengaja tidak menjaganya dengan merokok dan membuat dirinya sendiri mandul merupakan bentuk kedzaliman pada diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun