Rasa nikmat saat menghisap rokok diakibatkan oleh nikotin yang dikandung oleh tembakau. Zat nikotin yang mengenai reseptor otak di bagian Brain Pleasure System dalam waktu tertentu akan timbul rasa nikmat.
Rasa nikmat ini tidak akan berlangsung lama, setelah dirasa nikmat berkurang, pecandu akan kembali menghisap rokok, sehingga reseptor otak akan terus menerus dirangsang, dan hal ini yang menimbulkan ketagihan pada rokok.
Rokok bagi kesehatan perempuan
Merokok tidak hanya berada dalam kawasan laki-laki, seiring berkembangnya zaman merokok mulai menjadi hal yang biasa perempuan lakukan.
Walaupun merokok bagi perempuan masih dianggap tidak lazim oleh masyarakat, hal itu tidak menghentikan kebebasan perempuan untuk merokok. Perokok perempuan memiliki dua kali lipat resiko daripada laki-laki terpapar penyakit kanker paru-paru dan jantung.
Perbedaan berat badan dan saluran darah yang lebih kecil daripada laki-laki menjadi penyebab perempuan lebih beresiko terpapar bahaya merokok.
Bahan kimia yang terdapat dalam rokok juga diketahui dapat mengubah komposisi cairan serviks menjadi tidak ramah terhadap sperma. Sehingga, sperma tidak bisa bertahan lama dalam vagina, dan menyebabkan proses fertilisasi (pembuahan) terhambat.
Jika pun berhasil terjadi pembuahan, saat janin akan melekat pada rahim atau implantasi kemungkinan akan terganggu. Maka dari itu, tingkat kesuburan perempuan perokok menurun seiring waktu dan sulit untuk hamil.
Selain itu, setelah janin berhasil tumbuh masih akan ada ancaman yang mengintai. Plasenta previa, ketuban pecah terlalu awal, persalinan premature, berat badan bayi ringan saat lahir, keguguran, bahkan bayi bisa meninggal dalam kandungan.
Perempuan adalah makhluk yang sangat dijaga kesuciannya. Islam mewajibkan perempuan muslim untuk menjaga auratya. Dalam penggalan surah An-Nur ayat 31 “...dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)...”, menjaga aurat merupakan kewajiban bagi seorang muslimah.
Sifat-sifat yang dibawa oleh hijab membuat masyarakat sekitar menghormati perempuan muslim. Ahmadi, dkk (2005) mengatakan, potret jilbab sering diidentikan dengan simbol kesalehan dan kesopanan, fundamentalis, konservatif , militan, antimodernisasi dan sebagainya.