Mohon tunggu...
chintinasari
chintinasari Mohon Tunggu... PRT -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Antara 1000 Raksasa

22 Oktober 2016   01:01 Diperbarui: 22 Oktober 2016   01:11 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Takperlu kusesali 

kelahiranku di negeri asing

aku kaum terkecil

di antara kaum bangsa yang besar

Seperti gembala di padang 

aku bersenandung tersembunyi

menghalau domba ke kandang

menjaga domba dari beruang dan serigala

Aku kaum yang asing

di negeri tempatku lahir

padahal katanya negeri ini merdeka

tapi belenggu masih mendera

Ketika jiwa terpanggil

bangsa yang kalah oleh seorang raksasa

berribu - ribu senjata percuma

seorang raksasa terlalu kuat baginya

Aku terpanggil

untuk bangsaku yang besar

yang terjajah raksasa peliharaan

yang kenyang dengan makan upeti

Tanpa takut aku melangkah 

mengingat aku pernah mengalahkan serigala

pernah membunuh singa

rasaku aku pasti bisa mengalahkan raksasa bangsaku

Aku pun hampir gentar olehnya

ternyata raksasanya tidak hanya satu

melainkan lebih dari seribu

yang siap memangsaku

Ah aku tidak takut 

jika Tuhan pernah memberi kemenangan bagiku

pasti kali ini aku pun mampu

sebab atas nama Tuhan aku berperang

Yach mati adalah keuntungan

bila aku mati untuk negeri ini dengan benar

anak cucuku takkan kekurangan

sebab Tuhanlah yang memelihara

Di antara seribu raksasa

dagingku terlalu lezat

hatiku terlalu nikmat

bahkan jantungku hendak dijual

Tapi dangingku pun tak bisa dinikmati

sebab diriku dianggap kafir

tapi seribu raksasa disebut apa 

yang hidupnya sebagai koruptor

Panjang keluh kesahku

tapi bangga hasil perjuanganku

walau dicaci dan dimaki

tetapi akulah pemenangnya.

Hongkong 22 oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun