Mohon tunggu...
Rinta Nainggolan
Rinta Nainggolan Mohon Tunggu... Domestik Helper -

Lahir di indonesia merantau dan berjuang untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Bulan kemanusiaan RTC ] Mama Izinkan Aku Lahir

26 Juli 2016   16:31 Diperbarui: 26 Juli 2016   16:39 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama ,izinkan aku sembilan bulan di rahimmu

berenang dalam ketuban dan menerima makanan darimu

aku ingin melihat wajah mama

setelah aku menghirup udara luar

Mama janganlah malu perutmu membuncit karena aku 

bukankah mama menikmatinya dengan alasan cinta

lalu kenapa mama ingin melenyapkan aku

padahal aku tidak tau aku akan ada

Mama ,,, mama ,,,

jangan menelan pil -pil itu lagi 

aku kesakitan dan tubuhku terasa terbakar

jangan hancurkan aku karena malu

Mama dadaku sesak mencium baunya pil yang kau telan

aku tidak bisa lari dari kejarannya

ia begitu ganas dan jahat ingin membunuhku

sementara kolam renangku seperti air keras

Mama,,, mama,,, mama,,,

izinkan aku melihat wajahmu dan wajah bumi

mungkin aku bisa menghilangkan aibmu

walau aku tak tau cara membahagiakanmu kelak

Mama .. biarkan aku sempurna

jangan lukai aku dengan pil - pil keji itu

aku ingin terlahir sehat 

hingga engkau bahagia memelukku

Mama ,,, mama,,, aku sayang mama

jangan tiadakan aku demi menghilangkan aib

kau pasti lebih bahagia jika aku terlahir

dari pada terbunuh kau dikejar -kejar rasa berdosa

Mama,,, mama.. maamaaa

seandainya kau dengar teriakku 

i love u mom

jangan bunuh aku !!!

rumpis-5794e4df0e9773593f22a965-1-57972c71537a610d108b456d.jpg
rumpis-5794e4df0e9773593f22a965-1-57972c71537a610d108b456d.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun