Seperti apakah air mata yang terzolimi
seirama dengan detak jantung diambang mati
sesengguk tangis seperti seonggok beban yang tak terbawa
ia hanya terbengong menjadi saksi
Ia menjadi saksi atas dirinya
dirinya yang tak berdaya atas sejengkal perut
terpaksa mengencangkan pengikat
agar bisa sedikit yang termakan
Harap cemas ia berusahaÂ
seperti pencuri di rumah sendiri
seketika harapannya pun lenyap seketika
bercampur dengan sebaskom gulai
Seketika sebaskom kuah lodeh tumpahÂ
sepanci kuah gulai lenyap
air mata menggaraminya
keringat mendidihkannya
Tinggal ratapan di dingding tua
yang sebentar lagi roboh pula
apalagi si jahanam masuk pula
apakah ikut meratakannya
Negeri ini sudah tua
tapi masih suka berpura - pura
sementara banyak yang terluka
tidak ada yang mau jadi tabibnya
harapan tumpah bersma kuahÂ
lenyap tanpa melewati jamban
terampas dan sia sia
sepertinya merekalah duri dalam daging negeri ini.
Hongkong 14 juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H