Mohon tunggu...
Rinta Nainggolan
Rinta Nainggolan Mohon Tunggu... Domestik Helper -

Lahir di indonesia merantau dan berjuang untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuah Menangis

14 Juni 2016   12:54 Diperbarui: 14 Juni 2016   12:58 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti apakah air mata yang terzolimi

seirama dengan detak jantung diambang mati

sesengguk tangis seperti seonggok beban yang tak terbawa

ia hanya terbengong menjadi saksi

Ia menjadi saksi atas dirinya

dirinya yang tak berdaya atas sejengkal perut

terpaksa mengencangkan pengikat

agar bisa sedikit yang termakan

Harap cemas ia berusaha 

seperti pencuri di rumah sendiri

seketika harapannya pun lenyap seketika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun