Mohon tunggu...
Rinta Nainggolan
Rinta Nainggolan Mohon Tunggu... Domestik Helper -

Lahir di indonesia merantau dan berjuang untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Masih Menunggu

20 Mei 2016   23:41 Diperbarui: 20 Mei 2016   23:59 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sini aku masih berdiri , dengan sejuta gejolak yang kau titipkan bertahun - tahun , dan aku belum melihat satu pun tentang janjimu yang kau ucap dulu. Sementara dadaku pun sudah bertambah beratnya seiring bertambahnya beban yang kuterima dalamkehidupan ini , kau hanya pergi begitu saja tanpa ingat apa yang kau tinggal dan titipkan padaku .

Cincin belah rotan masih melingkar di jemariku , dan aku belum pernah melepasnya dan tak ada niat untuk melepaskannya , karena itu amanah cinta yang kau titipkan padaku, Janjimu tujuh purnama berlalu begitu saja dan sekarang entah berapa purnama akupun tak menghitungnya lagi , aku hanya berharap di purnama yang kesekian kau membayar semua yang kulakukan . Sopyan masihkah ada rindu itu untukku ,, ataukah cinta itu telah pudar sehinngga kau tak lagi mengingat semuanya ... Atau tak ada cincinku  lagi melingkar di jemarimu ? entah aku pun sudah tak tau walau harapanku tetap kau kembali .

Ahhh,,, hampir beberapa jam aku di pantai ini sendiri sambil memandang lepas lautan bebas , berharap aku melihat sebuah kapal datang dan kau ada di sana .

Ritaaaaa,,, ,,, Ritaaaaaaaa .... Ritaaaaaaaaaaaa,,, seseorang memanggil , ternyata Siska tetangga rumahku memanggilku dari rumah yang ada di pinggir pantai ,,, Ada apa Sis tumben kamu ada di sini  , jam segini kamu biasaya belum pulang kerja ada apa ?

Iya Rit,,, hari ini aku pulang cepat kebetulan bos tempatku kerja ada urusan ke luar kota , jadi karyawan disuruh cepat pulang , dan besokkan hari sabtu kita juga libur kerja , kita jalan - jalan yo! ajak Siska ke Rita. Aku terdiam sejenak sebelum memutuskan menuruti kemauan Siska.

Pagi pagi subuh kami sudah siap - siap dengan mobilnya Siska , entah kemana tujuannya aku belum tau , karena Siska sengaja merahasiakannya , tapi nampaknya perjalannannya lumayan jauh ,melihat perbekalan yang kami sediakan.

Sepanjang perjalanan aku dan Siska banyak bicara tentang lelaki di sekeliling kami , tapi anehnya banyak lelaki tak satu pun yang mampu mengubah perasaanku kepada Sopyan yang tidak tau rimbanya . 

Rita,,,, sampai kapan kau masih bersabar menunggu Sopyan ,, bukankah ia tak peduli lagi ,,Cobalah merubah pendirian , tak ada gunanya mengharap seseorang yang sudah melupakan kita . Siska mencoba mengubah pendirianku .

Siska ,, bagaimana mungkin aku berpaling , sementara amanah cinta masih ada di jemariku , mungkin bodoh rasanya mempercayai cinta Sopyan , tapi kenyataannya aku mencintai dia .

Rit,,, persetan dengan cinta , kau lihat aku dengan Harry bertunangan hampir lima tahun , nyatanya ia pergi dengan wanita lain , dan meninggalkan aku begitu saja , tanpa alasan yang dapat kuterima .Aku ingat bagaimana Harry meyakinkan aku untuk menunggunya kembali dan meminangku ,, tapi kamu tau Rit ...Apa yang Harry lakukan ? Harry memang kembali ke desa ini tapi ia kembali dengan wanita bunting,,,. kamu kira aku tidak sakit melihat Harry menggadeng wanita itu begitu mesra , dan ia berlalu begitu saja di depan rumahku . Nih lihat pergelangan tanganku  ,,,!! Siska memperlihatkan pergelangan tangannya bekas sayatan , ternyata ia pernah bunuh diri , tapi tertolong karena kehilangan Harry. Siska mulai menangis sambil menyetir ,,

Hati hati Sis,,, tegurku ,, Sis aku tau apa yang kau alami , tapi sulit rasanya bagiku mengingkari hatiku , sementara perasaan cintaku sangat besar buat Sopyan. Tak terasa kami sudah bicara panjang lebar dan kami pun sampai di sebuah desa , yang sejuk penuh buah buahan,,. Ini kebun siapa Sis ?'' tanyaku 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun