Mohon tunggu...
Rinta Nainggolan
Rinta Nainggolan Mohon Tunggu... Domestik Helper -

Lahir di indonesia merantau dan berjuang untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Sekuat Cintaku

8 Mei 2016   01:01 Diperbarui: 8 Mei 2016   01:41 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu menyadarkan aku , bahwa Bram tidak lagi mencintaiku , tapi aku masih mencintainya , dan aku tak bisa membiarkannya. Aku tidur di samping Bram sekali kali kupandangi wajahnya yang menyakiti aku , dan kubayangkan kemesraannya bersama Aruna , hatiku sangat sakit . Aku menyembunyikan semua kejadian malam itu , Bram pun tidak perduli hal itu. 

Sudah hampir setahun Bram tak juga berubah , ternyata hubungannya dengan Aruna sudah sangat jauh , mereka tak lagi menutupinya dengan teman -teman di kantornya.Aku kah yang bodoh pikirku , atau aku tak berhak atas cintaku? Ketika Bram pulang aku tanyakan semua tentang hubungannya dengan Aruna, Bram kaget atas pertanyaan ku , ternyata benar bahwa Bram menyangka aku tidak tau semuanya . Bram balik marah kepadaku dan Bram menamparku hingga aku terjatuh ,,,berulang kali ia memukuliku ,tapi aku tak melawan , Haatiku sakit dan aku sudah tak tahan entah setan apa yang ada di benakku , kuambil pisau roti nekat kugores kan di nadiku , darah mengalir mengejutkan Bram , lalu ia segera meraihku dan memelukku , Saat itu  kurasakan ada kedamaian yang pernah kudapat dari dulu ketika Bram melamarku.

Cyntia,,, Cyntia,,, kudengar suara Bram memanggilku dengan samar, tapi rasanya sangat nyaman walau pun mataku berkunang kunang. 

Ketika aku bangun aku ada di kamar warna putih , dengan tiang infus , Bram ada di sampingku tertidur . Bram ternyata ia semalaman menjagai aku.Kuelus kepalanya dan kunikmati kembali rasa yang dulu pernah ada.Bram terbangun dan memandangku , Cyntia kau uadah bangun tanyanya,,,

Aku menangis haru , Bram memelukku tanpa kata - kata ,ada rasa sesal di wajahnya...

Bram,,, '' i love u '' kataku mendahului , Bram memelukku lama ,  Cyntia '' I love you " kami berpelukan sangat lama tanpa kata - kata , rasa rinduku yang sudah lama kembali hangat .

Entah kapan Aruna ada di ruanganku , ia memandangi aku dan Bram ,,,Ia menangis ,lalu mendekat kepadaku,,,lalu menarik tanganku , Cyntia maafkan aku ,,, aku yang salah , selama ini aku berusaha memisahkanmu dari Bram , aku mencintainya , tapi cintamu lebih kuat dari semuanya ,,, maafkan aku Bram , aku telah menarik perhatianmu hingga kau membencinya ,, sayangi Cyntia ,cintailah dia ,,, jangan hiraukan aku .

Aruna pergi meninggalkan kami berdua ,, sampai jam makan Bram menyuapi aku , lalu ia permisi pulang ke rumah mengambil pakaianku untuk ganti.

Tiga hari aku di rumah sakit , sudah boleh pulang , Bram mempersiapkan segalanya untuk pulang . Sampaidi rumah aku merasakan suasana romantis menuju kamarku , aroma bunga semerbakmemenuhi ruanganku , hatiku seperti ingin terbang ,,,, entah setinggi apa , Bram menuntunku menuju kamar , ruangan itu ruangan pengantin yang sederhana , Bram memakaikan pakaian pengantinku yang dulu demikian juga Bram memakai pakaian pernikahan yang dulu , walau bedanya tanpa make up. Benar - benar seperti malam pertama , Bram menyentuh tubuhku dalam kemesraan yang lebih di malam pertama dulu. Sepertinya aku menikmati anggur yang penuh gairah , ruangan itu benar benar jadi saksi , aku menjadi pengantin kedua kali bersama Bram. Entah berapa lama kami bergumul dalam lautan cinta , akhirnya hari sudah menjelang pagi , akumemandangi ruangan itu dengan air mata keharuan. malam itu cintaku pulih .

Cintaku pun berbuah manis sembilan bulan berikutnya kami menjadi bapa dan ibu , kami dikarunia seorang putri kuberi nama Aroma,,, wajahnya cantik memberi kebahagiaan yang kedua padaku dan Bram.

Cinta tak sekuat cinta wanita lain membuatku bertahan , memperoleh kembali cintaku , walau deritaku tak mampu kuceritakan semua , tapi aku berjuang dengan cinta untuk cintaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun