Mohon tunggu...
Rinta Nainggolan
Rinta Nainggolan Mohon Tunggu... Domestik Helper -

Lahir di indonesia merantau dan berjuang untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Kartini RTC] Oppung Pardemban

20 April 2015   22:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:51 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini usia oppungku udah mencapai hampir 85 tahun,giginya masih kuat dan tenaganya juga masih kuat,rambutnya pun sudah memutih ,tetapi oppungku dan oppung perdemban lainnya masih kuat mengayam tikar dan menderes karet,walau pun anak anak mereka sudah jadi sarjana di kota-kota besar.

Termasuk tulangku yang berhasil menjadi seorang guru, walau pun keterbatasan dana dari oppungku tetapi tulangku mampu memberi kebanggaan bagi oppung.bahkan oppung-oppung yang lain pun mereka berhasil menjadikan anak-anak mereka sarjana.

Sekalipun anak-anak mereka sudah berhasil,namun para oppung pardemban ini enggan ikut ke kota,karena di kota badan mereka menjadi sakit,sulit cari daun sirih,tidak bisa bercocok tanam,padahal gaji anak-anak mereka lebih dari cukup untuk memberi apa yang mereka mau.

Tapi itulah hebatnya oppung pardemban,yang terus bertahan di tengah arus moderenisani,sirih tak bisa digantikan oleh makanan lezat lainnya.

Bahkan gaya hidup mereka tidak tergantikan dengan kemewahan apapun, menganyam tidak bisa digantikan dengan tenunan sutra, mereka hidup dengan kebanggaannya, bersama demban dan suntil di bibirnya.

Kekuatan oppung pardemban tidak tergoyahkan oleh medsin-mesin modern,karena keberhasilahn yang mereka capai adalah hasil keringat yang benar-benar tulus.

Merekalah generasi yang melahirkan putra-putri yang berkualitas walau tak di kenal.

Hongkong, 20 april 2015

_ _ _ _

NB. Kisah ini terinspirasi dari kehidupan nenekku di salah satu desa terpencil di Tap-ut Hutabayon.

Oppung : dari bahasa batak artinya Nenek atau kakek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun