Dewasa ini, era digitalisasi yang terus berkembang, menyebabkan  daerah  3T---Tertinggal, Terbelakang, dan Terluar  memberikan dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, khususnya pendidikan. Kondisi daerah 3T sering kali menyebabkan masyarakat, terutama generasi muda,mengesampingkan pentingnya pendidikan formal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan masa depan pendidikan di tengah maraknya distraksi digital.
Distraksi digital diantaranya terjadi pada semakin beragamnya acara televisi, Teknologi informasi semakin canggih, dan tentunya muncul banyak trend media sosial yang terus berubah-ubah dalam kurun waktu yang singkat. Hal hal tersebut menjadikan banyak generasi muda menghabiskan waktu lebih lama untuk menatap layar gawai dibandingkan untuk belajar atau beraktivitas lainnya yg lebih produktif.
Dampaknya, mutu, kualitas dan  perhatian terhadap pelajaran dan aktivitas pendidikan lainnya semakin menurun. Pendidikan formal yang seharusnya menjadi prioritas utama, kini harus bersaing  dengan hiburan instan yang disediakan oleh teknologi digital.
Pengaruh besar teknologi ini kemudian mengakibatkan dampak besar lainnya, yaitu menurunnya minat belajar generasi muda untuk melanjutkan pendidikannya hingga jenjang perkuliahan. hal ini kemudian diperbesar juga dengan adanya  isu mengenai mudahnya mendapatkan penghasilan hanya dengan bermodalkan teknologi AI dan mengikuti tren tanpa harus memiliki ijazah.
Selain faktor teknologi, minimnya pengetahuan dan motivasi mengenai pentingnya pendidikan saat ini juga mempengaruhi masyarakat terutama generasi muda untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Disisi lain Akses informasi yg terbatas  menyebabkan minimnya  pengetahuan para orang tua terhadap pentingnya pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H