Menemukan Ikigai, Passion Saja Tidak Cukup
Bejo masih mencari jawaban atas diskusinya dengan Ratih dua hari yang lalu, tatapan mata tajam mengarah pada sepenggal paragraf yang sedang dibacanya dari sore hari ini, seolah tidak memperhatikan lingkungan dan benar benar tidak mau terdistraksi dengan smartphone yang mencuri-curi perhatian.
“Jo, dari tadi baca apa to, kok tidak seperti biasanya kamu ini.” ucap Zidni penasaran kepada Bejo.
Bejo terperanjat dengan pertanyaan Zidni. “Buku soal self Improvement Zid, asyik juga ternyata genre buku seperti ini, walau sebenarnya jawaban yang ku cari belum ketemu sih”.
“Emang jawaban apa tho Jo”.
“Zid, aku nih ya, sering banget merasakan situasi kalau mau ngapain-ngapain males, rasanya hidup cuman seperti ini saja bahkan tujuan nantinya atau goalsnya mau jadi apa, itupun tidak tau”.
“Kamu pernah gitu kah Zid ?”. Bejo nanya balik ke Zidni dengan nada serius
“Iya sih Jo, kemarin waktu semester awal sering banget Jo, merasakan seperti itu.” Jawab Zidni dengan nada datar, suasana hening mulai menyelimuti kamar kost Bejo
“Terus, emang kamu nemuin solusinya Zid ?”
“Eh sebelumnya, kamu udah makan belum, Jo?”. Zidni sedikit menyela pembicaraan yang sudah mulai serius
“Belum Zid, sekalian aja ke Angkringan pak Umar yuk” Tanpa basa basi, Bejo tahu maksud Zidni mengajaknya kesana.