Dilansir dari Merriam Webster, social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah atau perguruan tinggi, yang mana ilmu ini mempelajari hubungan sosial dan fungsi masyarakat. Selain itu, Ilmu Pengetahuan Sosial juga mempelajari tentang sejarah, ekonomi, budaya, dan juga tata letak.Â
Pendidikan IPS sangat penting dalam rangka menjaga semangat berwarganegara yang baik, sehingga harus mampu mensikapi isu-isu global dengan baik melalui pembelajaran yang lebih bermakna agar mampu meredam dampak negatif isu global yang berkembang. Sebagai pelajar, perwujudan individu yang berkualitas atau warga negara yang baik sangat dibutuhkan oleh negara dalam rangka proses pembangunan.Â
Sementara, pengaruh globalisasi ternyata mampu memaksa sebagian generasi muda meninggalkan nilai-nilai kebaikan, sehingga mereka terjebak dengan kebiasaan yang jauh dari nilai-nilai kebaikan. Inilah yang menjadi tantangan dalam pembelajaran Pendidikan IPS.
Sejarah adalah guru kehidupan. Sebagai bagian dari kehidupan masa lalu, sejarah adalah sesuatu yang sudah lewat. Bahkan tidak pernah dialami secara empiris oleh generasi yang hidup di masa sekarang. Keadaan ini membuat sejarah menjadi "asing" atau bahkan "abstrak" dalam pikiran generasi muda. Karena itu, sarana untuk mentransformasikan narasi-narasi masa lalu yang paling efektif adalah melalui pembelajaran sejarah.
Semakin berkembangnya zaman, siswa dihadapkan dengan berbagai permasalahan globalisasi baik secara khusus maupun umum. Hal ini berpengaruh pada kondisi siswa dalam menjalani proses pembelajaran. Selain itu, kurangnya inovasi guru dalam mengajar sangat berdampak pada hasil belajar siswa.Â
Menurut Filzah Farahin, "Saya kesulitan menangkap pelajaran IPS terdapat pada materi sejarah. Karena pada materi ini guru hanya menerangkan tanpa menunjukkan secara langsung. Selain itu, banyaknya hafalan pada peristiwa-peristiwa masa lalu, membuat saya menjadi bosan".Â
Di sinilah peran guru sejarah menjadi penting untuk membangun jembatan antara masa lalu dan masa kini dengan merangsang daya nalar siswa-siswanya (imajinatif, kreatif, kritis, dan reflektif).Â
Guru sejarah harus menepis pandangan sejarah dogmatis dengan membawanya ke arah perbincangan ilmiah. Artinya, ruang kelas dibuka lebar untuk memfasilitasi ragam pemikiran yang muncul ketika membahas tema-tema sejarah.
Metode dan model pembelajaran yang beragam tentunya dapat menumbuhkan semangat tersendiri bagi siswa. Hal ini juga didukung oleh perkembangan teknologi yang berkembang dengan pesat sehingga dapat dipungkiri juga dalam mendukung keberhasilan pendidikan di Indonesia. Misal dengan melakukan study banding, pembelajaran di luar kelas, berkunjung ke tempat sejarah dan lain sebagainya.
DAFTAR RUJUKAN
Sholeh. Muh. Isu Global dan Tantangan Pembelajaran Pendidikan IPS. Semarang : Universitas Pendidikan Indonesia. 2015
Karunia. Vanya. 4 Tradisi Praktik Pembelajaran IPS. Kompas.com. 2021
Perdana Kusuma. Suwardiansyah. Belajar Berpikir dari Sejarah. Jawa Pos.com. 2020.
Farahin. Filzah. Blitar: 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H