Mohon tunggu...
NAIL ZIAN AULIA
NAIL ZIAN AULIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hallllooo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofis Permainan Tradisional Mengandung Makna dan Nilai yang Memotivasi Generasi Penerus Bangsa

31 Maret 2023   17:57 Diperbarui: 31 Maret 2023   17:59 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara kepulauan, secara geografis indonesia terletak diantara dua benua yaitu benua australia dan asia serta diantara samudera hindia dan pasifik. Indonesia disebut sebagai negara kepulauan karena terdiri dari banyak pulau. lima pulau terbesar yaitu sumatera, jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan papua. Indonesia dibagi beberapa provinsi dari sabang sampai merauke. Terdapat 34 provinsi. Dari 34 provinsi tersebut Indonesia memiliki beberapa keindaan alam, kebudayaan, suku, etnis dll termasuk beraneka ragam mainan tradisional.

Seiring berjalannya teknologi, banyak anak anak kurang mengenal permainan tradisional. Permainan tradisional saat ini seolah terganti dengan game yang ada di computer atau gadget. Bagi mereka mungkin hal biasa namun bagi kami yang pernah merasakan seolah ada yang hilang dari generasi sekarang ini. Tapi, permainan tradisional yang kita tahu ini ternyata mengandung beberapa filosofi yang sangat dalam. Sepertinya bawaan dari nenek moyang kita sebagai cara mendidik kita dengan mengaplikasikannya dalam sebuah permainan.

  • Gobak sodor, adalah mainan yang dilakukan secara berkelompok. Permainan yang bersifat menghadang lawan dan badan yang sedang berjaga bertugas menjaga seperti pintu gerbang yang menghalau lawan yang mencoba melewatinya. Permainan ini, menandung nilai keberagaman dan kekompakan dan bermakna untuk terus berusaha melewati semua halangan yang ada. Dan untuk menumbuhkan persamaan antara pintu yang tertutup, maka akan ada pintu lain yang terbuka tentunya dengan berusaha.
  • Egrang, permainan yang menggunakan bambu sebagai pijakan ini saat ini sudah jarang ditemui. Rasa percaya diri sangat berpengaruh dalam permainan ini. Disaat rasa percaya diri tumbuh, otomatis keseimbangan akan mulai terjaga. Makna yang terkandung dari permainan ini adalah saat kehidupan tidak berpihak pada kita, yakinlah bahwa dengan rasa yakin dan percaya diri yang tinggi semua itu akan bisa dilalui dan hasilnya keseimbangan tubuh pun akan terjamin.
  • Engklek, dimainkan di jalan yang digambar menggunakan kapur atau batu bata. Simbol dalam mencapai kekuasaan atau memiliki tempat tinggal. Hal itu tentu tidak mudah untuk dicapai, seseorang harus tangguh melewati segala permasalahan hidup yang ada.
  • Congklak/dakon, mainan ini dilakukan secara berpasanan dengan menyusun lubang-lubang yang ada dengan biji yang disediakan. Permainan ini memiliki tujuh lubang disetiap sisinya dan lubang tersebut diisi dengan tujuh biji yang telah disediakan. Tujuh merupakan jumlah hari dalam seminggu. Istilahnya setiap orang memiliki jatah makan yang sama dalam waktu satu minggu. Dan mengajarkan setiap hari yang kita lalui, tentu berpengaruh terhadap hari hari selanjutnya.

Masih banyak macam tentang permainan tradisional. Permainan tradisional itu sederhana, dan besar sekali manfaatnya dalam mengembangkan kecerdasan intelektual, meningkatkan kreativitas ggenerasi yang ada hingga kemampuan bersosialisasi. Sangat disayangkan apabila hal ini sedikit demi sedikit mulai luntur karena melalui permainan tradisional inilah yang menjadikan sebaggian arti dari kehiduapan dan filosofis yang memotivasi generasi bangsa. Maka dari itu, mari lestarikan kebudayaan permainan tradisional ini dengan memperkenalkan pada orang-orang baru terdekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun