Berikut adalah penjelasan dari berbagai elemen yang ada di gambar:
- Practical Value Rationality (Nilai Praktis Rasionalitas)
Nilai praktis rasionalitas mengacu pada bagaimana manusia menggunakan akal dan kebijaksanaan untuk membuat keputusan di ruang publik dan kehidupan bermasyarakat. Ini adalah konsep yang erat kaitannya dengan bagaimana kita hidup dengan kebajikan (arete) dalam kehidupan nyata, terutama di dalam konteks sosial dan politik.
- Etika Ruang Publik
Konsep etika dalam ruang publik berhubungan dengan tanggung jawab moral dan perilaku manusia dalam komunitas sosial. Aristoteles memandang manusia sebagai Zoon Politikon, artinya manusia adalah makhluk politik yang hidup dalam masyarakat. Dalam konsep ini, manusia tidak bisa hidup sendirian, tetapi membutuhkan kehidupan bersama di dalam polis (negara atau komunitas politik).
- Aristoteles dan Zoon Politikon
Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah "zoon politikon," yang berarti bahwa manusia, seperti hewan, adalah makhluk sosial yang hidup bersama dalam komunitas. Namun, berbeda dengan hewan, manusia memiliki akal budi dan kebajikan yang memungkinkannya untuk hidup lebih bermakna dan beretika, bukan sekadar bertahan hidup.
- Zoon = Hewan, menekankan pada sifat dasar manusia sebagai bagian dari dunia hewan, yaitu makhluk hidup yang membentuk komunitas untuk bertahan hidup.
- Politikon = Bernegara atau bermasyarakat, artinya manusia membutuhkan kehidupan bersama di dalam tatanan sosial untuk mencapai kesejahteraan bersama.
- Tiga Tingkat Kehidupan: Hewan, Manusia, dan Para Dewa
 Gambar tersebut juga menunjukkan tiga tingkatan kehidupan:
- Hewan: Komunitas hewan berfungsi untuk survival (bertahan hidup).
- Manusia: Kehidupan manusia diatur oleh kebajikan yang memungkinkannya untuk menjalani hidup yang baik dan mencapai kebahagiaan.
- Para Dewa: Kontemplasi yang dilakukan oleh para dewa merepresentasikan refleksi pikiran yang mendalam, melambangkan tingkatan kebijaksanaan tertinggi yang bisa dicapai manusia dalam bentuk kontemplasi intelektual.
- Manusia dengan Kebajikan
Aristoteles mengajarkan bahwa manusia dapat mencapai kehidupan yang lebih tinggi melalui kebajikan. Dalam hal ini, kebajikan manusia meliputi keadilan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri. Pemimpin yang baik, menurut Aristoteles, harus menata kehidupan bersama dalam masyarakat dengan mengedepankan kebajikan-kebajikan ini.
- Tiga Tipe Pengetahuan Menurut Aristoteles
  Gambar di sebelah kanan menunjukkan pembagian pengetahuan manusia menurut Aristoteles menjadi tiga kategori:
- Theoretical Knowledge (Pengetahuan Teoritis): Ini adalah pengetahuan yang murni berfokus pada pemahaman terhadap realitas, seperti metafisika, filsafat alam, dan matematika. Pengetahuan ini mengejar kebenaran tanpa tujuan praktis langsung.
- Practical Knowledge (Pengetahuan Praktis): Ini adalah jenis pengetahuan yang langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai tujuan yang baik, misalnya dalam etika dan politik. Pengetahuan praktis berkaitan dengan tindakan yang baik dan benar dalam ruang publik.
- Productive Knowledge (Pengetahuan Produktif): Ini adalah pengetahuan yang berhubungan dengan keterampilan menciptakan sesuatu, seperti seni dan retorika. Pengetahuan produktif adalah pengetahuan yang melibatkan pembuatan objek atau karya.
- Kesimpulan Diskursus Leadership (Kepemimpinan) Aristoteles
Aristoteles berpendapat bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kemampuan mengelola atau memerintah, tetapi juga soal Kebajikan dan etika. Etos (Ethos) merupakan sebuah kata yang dikenalkan oleh seorang filsuf Yunani kuno bernama Aristoteles. Kata Etos bermakna kepada penampilan karakter diri yang selaras dengan etika, kredibilitas, kepercayaan, keunikan, kewenangan, pengalaman, wawasan, pengetahuan, kemampuan, keandalan, integritas, akuntabilitas, serta sikap dan perilaku yang dipercaya sepenuhnya oleh orang lain. (Jurnal EMBA 2019)
Berikut adalah penjelasan dari elemen-elemen yang ada dalam gambar:
- Practical Value Rationality (Nilai Praktis Rasionalitas), Konsep Rasionalitas Praktis mengacu pada penggunaan akal dalam situasi praktis sehari-hari, khususnya dalam pengambilan keputusan yang melibatkan tindakan di ruang publik. Pada gambar, Aristoteles membedakan antara pengetahuan yang bersifat teoritis dan non-teoritis (produktif dan praktis).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!