3. Mengurangi Ambiguitas: Pemahaman terhadap budaya lain dapat mengurangi ambiguitas dalam komunikasi. Ketidakpahaman terhadap budaya tertentu sering kali menjadi pemicu terjadinya kebingungan. Sebagai contoh, dalam budaya Sunda, istilah "amis" merujuk pada rasa manis, sementara dalam budaya Betawi istilah tersebut berarti bau amis. Perbedaan makna ini dapat dihindari jika komunikator memahami bahasa dan budaya lawan bicaranya.
4. Mengurangi Etnosentrisme: Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menganggap budaya sendiri lebih unggul dibandingkan budaya lain. Sikap ini dapat menghambat komunikasi interpersonal. Dengan memahami budaya lain, individu dapat mengurangi pandangan etnosentris dan menciptakan hubungan komunikasi yang lebih efektif.
5. Menghindari Diskriminasi Budaya: Sikap diskriminatif sering kali muncul akibat kurangnya pemahaman terhadap budaya lain. Meningkatkan kesadaran budaya dapat membantu individu menghargai perbedaan, sehingga menghindari sikap tidak adil terhadap individu dari latar belakang budaya berbeda.
6. Kepercayaan: Dalam komunikasi interpersonal, kepercayaan menjadi elemen penting untuk membangun hubungan yang baik. Kepercayaan mengacu pada keyakinan terhadap karakter atau kualitas tertentu, terlepas dari bukti empiris. Jika seorang individu tidak dapat menghargai kepercayaan orang lain, komunikasi yang efektif sulit terwujud.
7. Persepsi terhadap Diri Orang Lain: Budaya memengaruhi cara individu menilai orang lain. Misalnya, budaya Barat yang cenderung individualistis sering kali berbeda dengan budaya Indonesia yang mengutamakan keramahan dan kolektivitas. Perbedaan ini memengaruhi cara pandang dan persepsi individu terhadap orang lain.
8. Orientasi Kegiatan dan Peranan Status: Budaya juga memengaruhi orientasi kegiatan dan status individu dalam masyarakat. Misalnya, cara seseorang berbicara kepada pemimpin atau orang tua berbeda dengan cara berbicara kepada teman sebaya. Status sosial dan budaya memengaruhi pola komunikasi tersebut.
Komunikasi dan budaya memiliki hubungan timbal balik yang erat. Budaya membentuk pola komunikasi individu, sementara komunikasi menjadi sarana untuk menyampaikan dan memperkuat nilai-nilai budaya. Dalam komunikasi lintas budaya, penting untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam terhadap budaya lain. Hal ini tidak hany membantu mencegah kesalahpahaman, tetapi juga meningkatkan efektivitas komunikasi. Dengan mengadopsi sikap toleran, menghormati perbedaan, dan mengurangi etnosentrisme, komunikasi lintas budaya dapat menjadi alat yang kuat untuk menjembatani hubungan sosial di era globalisasi. https://bk.fip.unesa.ac.id/
Referensi
Sunata, Ivan. (2023). Kajian tentang Komunikasi dan Budaya. Kerinci: Journal of Da’wah.
https://pakarkomunikasi.com/pengaruh-budaya-dalam-komunikasi-interpersonal
Nuraeni, Mesi, M. Izul Fikri Pratama, dan Risma Ananda. (2022). Pengaruh Perbedaan Budaya Terhadap Perilaku Komunikasi Mahasiswa. Bandung: KAMPRET Journal.