Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya. Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, mulai dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan budayanya masing-masing (Nuraeni et al., 2021).
Budaya sendiri dapat dipahami sebagai pola hidup yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan memiliki sifat kompleks, abstrak, serta luas (Azis, 2021). Lebih jauh lagi, budaya mencerminkan cara hidup suatu kelompok masyarakat yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Samovar, Porter, dan McDaniel (2010) berpendapat bahwa keberlanjutan budaya bergantung pada kemampuan individu maupun kelompok untuk mengomunikasikan nilai-nilai budaya kepada generasi penerus (Rozalena, 2014). Oleh karena itu, jika generasi mendatang tidak menjaga dan melestarikan budaya, ada risiko budaya tersebut akan menghilang. Penting bagi kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia untuk terus melestarikan, memperkenalkan, dan mengembangkan budaya agar tetap relevan di tengah perubahan zaman. Melalui upaya ini, keberagaman budaya Indonesia dapat tetap hidup dan menjadi identitas yang membanggakan.
Komunikasi memegang peranan penting dalam menjembatani hubungan sosial antarindividu maupun kelompok. Proses ini berfungsi sebagai media penyampaian informasi, interpretasi makna, dan pemahaman antarbudaya. Sementara itu, budaya mencakup norma, nilai, keyakinan, dan praktik yang membentuk identitas serta cara hidup suatu masyarakat. Di era globalisasi saat ini, hubungan antara komunikasi dan budaya menjadi semakin erat. Teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang telah mempermudah pertukaran informasi antarbudaya. Namun, kemajuan ini juga menghadirkan tantangan, seperti kesulitan memahami perbedaan budaya, kurangnya sensitivitas antarbudaya, serta potensi kesalahpahaman dalam komunikasi lintas budaya.
Budaya dapat diartikan sebagai sistem nilai, norma, keyakinan, serta perilaku yang diwariskan antar generasi dalam masyarakat tertentu. Dalam konteks komunikasi, budaya menjadi elemen krusial yang memengaruhi cara seseorang menyampaikan. pesan serta bagaimana pesan tersebut dipahami oleh orang lain. Komunikasi lintas budaya membutuhkan pemahaman mendalam terhadap perbedaan budaya untuk mencegah kesalahpahaman. Dalam situasi komunikasi yang kompleks, penting bagi Individu untuk mempertimbangkan latar belakang budaya lawan bicaranya demi menjaga efektivitas komunikasi.
Setiap budaya memiliki aturan dan nilai yang memengaruhi pola komunikasi dalam masyarakatnya. Pola komunikasi yang efektif dalam suatu budaya mungkin tidak berlaku di budaya lain. Sebagai contoh, beberapa budaya menilai komunikasi langsung dan tegas sebagai cara yang tepat untuk menyampaikan pesan, sementara budaya lain menganggap pendekatan tersebut kurang sopan. Sebaliknya, mereka lebih mengutamakan komunikasi yang halus dan implisit. Selain itu, budaya juga memengaruhi pilihan media komunikasi. Ada budaya yang lebih mengutamakan komunikasi tatap muka, sementara yang lain lebih memilih menggunakan media tertulis seperti email atau pesan teks.
Untuk menjalin komunikasi yang efektif dengan individu dari budaya berbeda, memahami karakteristik budaya mereka sangatlah penting. Pemahaman ini dapat membantu menghindari kesalahpahaman sekaligus meningkatkan kualitas komunikasi. Selain itu, budaya juga memengaruhi pola pikir, bahasa, simbol, serta cara seseorang menyampaikan dan menerima pesan. Perbedaan ekspresi, nada bicara, gestur, hingga bahasa tubuh dalam berbagai budaya dapat menyebabkan kesulitan memahami pesan. lintas budaya.
Komunikasi interpersonal merupakan interaksi yang terjadi antara dua individu atau lebih untuk bertukar informasi, berbagi ide, atau memahami satu sama lain. Menurut Stewart (1977), komunikasi Interpersonal melibatkan kesediaan untuk berbagi aspek unik dari diri individu, Weaver (1978) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai fenomena dyadic atau kelompok kecil yang terjadi secara alami dan sering kali mencakup pembahasan tentang diri individu. Intinya, komunikasi interpersonal adalah proses berbagi informasi yang memungkinkan adanya umpan balik secara langsung di antara individu.
Dalam kehidupan sosial, komunikasi menjadi alat penting untuk menyampaikan informasi dan membangun hubungan. Komunikasi, menurut Colquitt, LePine, dan Wesson (2013), adalah proses di mana informasi dan makna ditransfer dari pengirim ke penerima. Proses ini melibatkan persepsi terhadap makna yang disampaikan oleh pihak- pihak yang terlibat. Dalam pandangan Hovland, Janis, dan Kaley, komunikasi bertujuan untuk memengaruhi atau membentuk perilaku orang lain melalui penyampaian pesan tertentu. Berdasarkan berbagai pandangan ini, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dengan maksud tertentu, di mana ide atau informasi dari pengirim disampaikan kepada penerima.
Budaya memainkan peran besar dalam membentuk pola komunikasi individu, baik secara verbal maupun non-verbal. Berikut adalah beberapa pengaruh budaya dalam komunikasi interpersonal:
1. Pengetahuan: Perbedaan budaya sering kali menjadi tantangan dalam komunikasi. Untuk mengurangi potensi kesalahpahaman, seorang komunikator perlu mempelajari latar belakang budaya komunikan. Proses ini tidak hanya meningkatkan keharmonisan komunikasi tetapi juga menambah wawasan komunikator. Sebagai contoh, seorang Individu dari budaya Betawi yang berinteraksi dengan individu dari budaya Batak perlu memahami bahwa intonasi suara yang keras dalam budaya Batak bukanlah bentuk agresi, melainkan bagian dari karakter budaya tersebut.
2. Toleransi: Budaya memengaruhi tingkat penerimaan individu terhadap perbedaan. Dalam komunikasi interpersonal, toleransi memainkan peran penting dalam menciptakan kesamaan makna antara pihak-pihak yang berinteraksi. Misalnya, individu yang beragama Islam dapat menunjukkan sikap toleran dengan menerima ucapan selamat hari raya dari tetangganya yang beragama Kristen.