Dalam novel Negeri 5 Menara karya A Fuadi, Alif Fikri, sebagai tokoh utama, menggambarkan semangat yang kuat dalam menuntut ilmu, terlebih ketika dia memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya di Sumatera Barat demi mencari pendidikan di Pondok Madani, Jawa Timur. Perjuangannya ini sering diasosiasikan dengan hadis "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China", yang mendorong umat Islam untuk mencari ilmu bahkan ke negeri yang jauh. Meski hadis ini tergolong lemah (dhaif), esensinya tetap menjadi pendorong yang penting bagi siapa saja untuk tidak pernah berhenti belajar meskipun harus menghadapi berbagai rintangan.
   Memang, hadis tersebut lemah karena sanadnya tidak memenuhi kriteria yang diperlukan, tetapi makna yang terkandung di dalamnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini tergambar dengan jelas dalam keputusan Alif untuk meninggalkan kenyamanan dan budaya kampung halamannya demi sebuah tujuan yang mulia, yaitu ilmu. Pengorbanan Alif mencerminkan bahwa menuntut ilmu bukanlah perjalanan yang ringan; ia memerlukan komitmen dan kesungguhan yang besar.
   Selama berproses di Pondok Madani, Alif dihadapkan pada tantangan mengenai adaptasi terhadap tempat dan budaya baru. Ini mengilustrasikan bahwa pendidikan adalah tentang lebih dari sekadar menambah pengetahuan; ia juga merupakan proses pembentukan karakter. Dalam perjalanan ini, ungkapan man jadda wajada---siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil---menjadi mantra yang menginspirasi bahwa keberhasilan bukan hanya bergantung pada bakat, tetapi pada usaha dan semangat yang tiada henti.
   Meskipun hadis "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China" adalah hadis lemah, hal ini tidak menghalangi penggunaannya sebagai motivasi. Selama kita tetap memegang pada prinsip-prinsip Islam yang lebih kuat, penggunaan hadis ini untuk mendorong pengembangan diri dan pencarian ilmu masih sangat diperbolehkan. Banyak hadis sahih lainnya yang juga menekankan pentingnya mencari ilmu, seperti sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa menempuh jalan ilmu adalah jalan menuju ridha Allah dan surga-Nya.
   Menggali lebih dalam dari kisah Alif, pembaca diundang untuk merenungkan betapa berharganya perjuangan dalam mencari ilmu. Meskipun hadis tentang menuntut ilmu ke negeri Cina tidak memiliki landasan yang kuat, semangat yang terkandung di dalamnya tetap sangat relevan bila dipadukan dengan ajaran-ajaran Islam yang lain. Pendidikan, sebagai suatu usaha mulia, tidak hanya bertujuan untuk kesuksesan duniawi, tetapi juga merupakan investasi berharga untuk kehidupan di akhirat. Dengan memahami nilai-nilai ini, kita diajak untuk lebih menghargai dan menganggap pendidikan sebagai bagian esensial dari perjalanan hidup kita yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H