Pelajar butuh Guru
Saya bersyukur, punya banyak teman yang suka sekali belajar, baik itu belajarnya tak mencari kepopuleran atau sebaliknya. Begitu semangat mencari ilmu dengan berbagai perilaku. Ada yang mudah saya pahami, lebih-lebih lagi banyak yang susah saya pahami.
Begitu banyak diantara kami yang susah mengenali peta-peta keilmuwan, sehingga ia berusaha mencari orang yang paham dan tenggelam dalam keilmuwan. Begitu pula ada pula yang tak paham jalur keilmuwan tapi ia berani memberikan jalan gelap kepada adik-adik kami yang baru menginjakkan kakinya di mesir. Sungguh buruk.
Banyak diantara kisah yang memberikan pelajaran kepada Anda. Salah satu kisah yang terkenal bagaimana Imam Bukhari mencari guru. Imam bukhari pernah berbulan-bulan mencari  seorang guru yang bisa memberikan informasi tentang sebuah hadis.
Ketika beliau bertemu dengan sosok yang dicarinya, Imam Bukhari langsung balik. Waktu itu, Imam Bukhari melihat sosok yang ingin dijadikan guru sedang menggoda seekor kuda seakan-akan menggenggam semangkuk makanan agar kuda itu mendekat. Padahal tidak ada sama sekali makanan di genggaman tangannya. Dari sana, Imam Bukhari mengambil kesimpulan, Orang tersebut tidak bisa dijadikan rujukan.
Sungguh ketat syarat-syarat yang bisa dijadikan sebagai guru, bahkan banyak syarat lain yang tak bisa saya sebutkan.
KKS butuh Punggawa
Nah, Saya juga beruntung punya beberapa teman yang serius mencari Pemimpin/Punggawa di KKS (Kerukunan Keluarga Sulawesi) ini. Mereka serius mencari tahu sosok Saudara Misbahuddin sebagai paslon 01, saudara Andi Alfian sebagian paslon 02 dan saudara  Nasrul sebagai paslon 03. Bagi mereka, memilih Punggawa bukan sekedar akrab atau tidak akrab, suka atau tidak suka. Tapi ini persoalan tanggung jawab moral. Orang-orang sejenis tak terpengaruh medsos, tak ikut analisis ini dan itu, terlebih lagi gosip.Â
Bahkan, jika ada tiga ratus orang saja seperti ini, sepertinya sebagai generasi penerus pemimpin KKS bisa jadi kerja yang indah. Pilgawa tinggal menghitung jam. Kejar-kejaran selisih elektabilitas memang menguntungkan. Tapi itu tak pantas sebagai pelajar Azhari.
Setiap Kelompok/kerukunan pasti membutuhkan sosok pemimpin untuk menjaga keutuhan warganya. Sosok yang mencintai dan mengayomi warganya. Sosok yang dicintai dan mengayomi rakyatnya.