Mohon tunggu...
Nailul Iszah
Nailul Iszah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjelajahi Dunia Angka: Perjalanan Menarik Anak Berkebutuhan Khusus Belajar Matematika

20 September 2024   21:11 Diperbarui: 20 September 2024   21:16 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Matematika seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi banyak anak, termasuk bagi anak yang berkubutuhan khusus, namun sebenarnya pembelajaran matematika merupakan dunia yang penuh keajaiban dan keindahan. Bagi  anak-anak dengan kebutuhan khusus (ABK), perjalanan memahami matematika bisa menjadi lebih menantang terasa seperti mendaki gunung yang tinggi, dengan banyak rintangan di sepanjang jalan. Namun, dengan pendekatan yang tepat, menjelajahi dunia angka dapat menjadi pengalaman yang menarik, penuh penemuan dan pecapaian yang berarti.

Anak ABK memiliki spektrum kebutuhan yang beragam, tergantung pada jenis dan tingkat  kesulitan mereka. Beberapa tantangan yang mereka hadapi dalam pembelajaran matematika diantaranya, kesulitan memahami konsep abstrak matematika yang mengandung banyak angka, kesulitan dalam operasi dan simbol matematika yang terkadang sulit untuk dipahami oleh ABK, mereka juga memiliki ingatan jangka pendek yang membuat mereka sulit untuk mempertahankan informasi yang diperoleh seperti saat mengerjakan operasi penjumlahan maupun pengurangan yang melibatkan beberapa langkah, beberapa anak mengalami kesulitan dalam memahami representasi visual matematika, seperti bentuk geometris dan grafis, anak-anak dengan ADHD juga seringkali merasa sulit untuk tetap fokus pada tugas matematika yang membutuhkan perhatian mendalam dalam jangka waktu yang lama.

Meskipun tantangan yang dihadapi anak-anak berkebutuhan khsusus (ABK) dalam pembelajaran matematika cukup besar, ada banyak strategi yang dapat membantu mereka memahami dan menikmati pembelajaran matematika. Diantaranya sebagai berikut :

  • Menggunakan pendekatan multisensori

Pendekatan multisensori ini melibatkan penggunaan visual, auditori, dan kinestetik (gerakan) untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) memahami konsep matematika. Misalnya, menggunakan blok angka atau kartu flash untuk mengenalkan angka dan operasi dasar.

  • Memecah tugas menjadi bagian yang lebih kecil

Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) sering kali lebih mudah memahami konsep yang lebih besar jika mereka dipandu melalui langkah-langkah kecil yang jelas. Dengan memecah soal matematika yang kompleks menjadi tugas-tugas sederhana, mereka dapat mengerjakan satu bagian pada satu waktu tanpa merasa kewalahan.

  • Menggunakan teknologi pendukung

Teknologi juga sangat membantu dalam proses pembelajaran matematika. Ada banyak aplikasi dan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk memahami konsep matematika. Aplikasi ini sering kali menggunakan pendekatan gamifikasi, yang membuat belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Misalnya, aplikasi yang menggunakan gamifikasi untuk mengajarkan operasi dasar atau konsep geometri.

  • Memberikan waktu yang lebih fleksibel

Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) memerlukan lebih banyak waktu untuk memahami konsep matematika. Penting bagi guru dan orang tua untuk memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk berpikir dan mengerjakan tugas tanpa tekanan waktu.

  • Memberikan dukungan emosional

Selain dukungan akademis, anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) juga memerlukan dukungan emosional yang kuat. Mereka perlu diyakinkan bahwa setiap pencapaian, sekecil apapun, adalah sebuah langkah maju yang signifikan. Penguatan positif sangat penting untuk menjaga motivasi mereka dalam belajar.

Menjelajahi dunia angka bagi anak berkrbutuhan khusus adalah perjalanan yang penuh tantangan, namun itu bukan perjalanan yang mustahil. Dengan strategi dan pendekatan yang tepat, dukungan yang konsisten, dan penggunaan alat yang sesuai, kita dapat membantu mereka tidak hanya memahami matematika tetapi juga menikmati proses belajar itu sendiri. Melalui pengalaman ini, mereka dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis yang akan berguna sepanjang hidup mereka. Keberhasilan mereka dalam memahami matematika bukan hanya tentang pencapaian akademis, tetapi juga tentang membangun rasa percaya diri dan kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis : Nailul Iszah, Pendidikan Matematika, Universitas Islam Sultan Agung

Dosen Pengampu : Nila Ubaidah, S.Pd.,M.Pd.

Reference 

Bryant, D. P., & Bryant, B. R. (2008). Assistive Technology for People with Disabilities. Pearson.

Montague, M. (2007). Self-regulation and mathematics instruction. Learning Disabilities Research & Practice, 22(1), 75-83.

Smith, S. J., & Okolo, C. M. (2010). Technology and Students with Disabilities: Effective Instructional Practices. Pearson.

Woodward, J., & Montague, M. (2002). Meeting the challenge of mathematics reform for students with LD. Journal of Special Education, 36(2), 89-101.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun