Nailul Iszah
Prodi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Islam Sultan Agung
Dosen pengampu: Dr. Aida Azizah, S.pd., M.pd.
Bahasa asing merupakan bahasa dengan kaidah, aksara, dan konsepnya berbeda dari bahasa Indonesia. Perbedaan ini yang membuat bahasa Indonesia mulai tersingkirkan. Karena seiring berkembangnya zaman modern ini, bahasa asing yang awalnya hanya menjadi bahasa internasional kini mulai menjadi bahasa umum yang digunakan masyarakat Indonesia. Apalagi pengajaran bahasa asing telah di terapkan pada anak usia dini sehingga tertanam di benak mereka bahwa bahasa asing lebih unggul dari bahasa Indonesia.Â
Selain itu, faktor yang mendominasi penggunaan bahasa asing adalah keengganan masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari. Masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul adalah perpaduan antara bahasa asing dan bahasa Indonesia. Hal ini sangat bertentangan dengan bahasa formal atau yang sesuai dengan kaidah EYD.
Semakin banyak orang yang merasa enggan menggunakan bahasa Indonesia, maka bahasa Indonesia semakin di anggap tidak pantas untuk mencerminkan satu kesatuan bahasa atau tidak mencerminkan persepsi yang modern dan berpendidikan. Namun penggunaan bahasa asing ini sudah dimulai sejak zaman penjajahan. Karena itu, bahasa asing sudah di gunakan secara turun temurun sehingga tidak mungkin hilang begitu saja. Tetapi penggunaan bahasa asing jika di biarkan dapat menurunkan citra bahasa Indonesia sendiri dan merusak ikon negara Indonesia.
Apa pengaruh perkembangan bahasa asing terhadap bahasa Indonesia ?
Penggunaan bahasa asing khususnya bahasa Inggris sangat di perlukan di zaman modern ini. Bahasa asing khususnya bahasa Inggris, sangat penting dalam pembelajaran masyarakat mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke jenjang perguruan tinggi. Di era globalisasi menjadi lebih mudah untuk menghadapi persaingan dunia kerja jika menguasai bahasa asing. Karena sebuah perusahaan akan lebih mudah menerima karyawan yang menguasai bahasa asing.
Oleh sebab itu, tidak dapat dihindari bahwa bahasa asing adalah bahasa yang diakui oleh negara Indonesia. Sebab, semua aspek kehidupan di zaman modern ini lebih menekankan bahasa asing daripada bahasa Indonesia itu sendiri, penggunaan bahasa asing yang terlalu banyak juga akan membuat bahasa Indonesia yang menjadi kebanggaan masyarakat hilang.
Berikut beberapa dampak yang terjadi jika penggunaan bahasa asing terus menerus di biarkan di negara Indonesia:
1.Tersingkirnya budaya asli Indonesia. Dengan budaya asing karena masyarakat lebih penasaran dengan budaya asing daripada budaya asli Indonesia.
2.Eksistensi bahasa Indonesia akan hilang karena banyak masyarakat yang lebih memilih bahasa asing daripada bahasa Indonesia.
3.Pengetahuan bahasa Indonesia yang baik dan sesuai kaidah EYD akan berkurang.
4.Rasa cinta tanah air masyarakat mulai memudar.
5.Masyarakat akan enggan menggunakan bahasa Indonesia.
Upaya menyikapi perkembangan bahasa asing di Indonesia.
Bahasa asing khususnya bahasa Inggris memiliki peran yang besar di Indonesia. Diantaranya, membiarkan sumber daya di Indonesia ikut serta dalam proses globalisasi dunia. Perkembangan bahasa asing di Indonesia tidak hanya memiliki pengaruh positif, tetapi juga memiliki pengaruh negatif bagi bangsa Indonesia. Seperti yang terjadi saat ini, penggunaan bahasa campuran antara bahasa asing dan bahasa Indonesia sudah mulai banyak di gunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya di kalangan remaja.
Maka dari itu mengurangi hal-hal yang akan merusak citra bahasa Indonesia itu sendiri, hal yang dapat kita lakukan dengan berupaya untuk menyaring budaya asing yang masuk, termasuk bahasa. Jadi masyarakat Indonesia harus menanamkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia dengan memperkaya kosakata bahasa Indonesia dan tahu kapan harus menggunakan bahasa asing dan kapan menggunakan bahasa Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI