Adapun kelompok kedua menolak pandangan bahwa Nabi dalam Isra Mikrajnya turut melibatkan jasad. Menurut mereka peristiwa itu terjadi tanpa melibatkan jasad baik itu hanya sebatas ruhaninya saja dalam artian bahwa ruhnya lah yang diangkat ke langit sedangkan jasadnya menetap di bumi sebagaimana diyakini oleh kelompok Jahmiyyah sepeti Jahm bin Shafwan, ataupun isra mikraj itu merupakan penglihatan spiritualnya Nabi (Visionary exprerience) yang dialami Nabi baik dalam keadaan terjaga ataupun tidur sebagaimana diadopsi oleh sebagian modernis seperti Montgomery Watt.Â
Argumen mereka berangkat dari gaya metafor terhadap teks Quran surah Al Isra ayat pertama, dimana kata  "Asra" (memperjalankan) ditafsirkan sebagai perjalanan yang hanya melibatkan aktivitas ruhani atau mimpi (vision). Mereka merujuk kisah Nabi Ibrahim dalam Ash Shaffat ayat 102 di mana ketika Ibrahim memiliki penglihatan (mimpi) menyembelih Ismail, kata yang digunakan adalah "rukya". Dengan memadankan kedua kata ini 'Asra' (perjalanan) dan 'rukya' (melihat) maka kesimpulan yang diambil bahwa Isra nya Nabi adalah perjalanan Ruhani bukan Jasmani. Alasan lain yang diajukan adalah, bahwa tidak mungkin bagi Nabi untuk melakuan isra mikraj dengan fisik karena bertentangan dengan common sense dimana isra mikraj merupakan perjalanan super kilat sedangkan tubuh Nabi terikat dengan hukum alam, karenanya tubuh Nabi tidak akan mampu bertahan menghadapi beban kecepatan yang luar biasa itu.
lantas manakah pendapat yang paling selamat? jawabannya tentu pendapat kelompok pertama yang menyatakan bahwa Nabi Isra Mikraj dengan Jasad serta Ruhnya. Ini telah menjadi keyakinan jumhur ulama sunni baik para Mutakallimin dan Muhadditsin. Terlebih menginkari hal ini dan membenarkan pendapat kedua, justru semakin membuka pintu bagi pengingkaran-pengingkaran terhadap mukjizat yang lain seperti terbelahnya bulan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI